Menteri Jadi Rebutan
Megawati juga sempat menyampaikan sorotannya terkait jabatan menteri yang menjadi rebutan oleh banyak pihak. Megawati menyebut ada kepentingan dari satu pihak ke pihak lain terkait hal ini.
"Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik, begitu banyak tarik menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang ibu dengar nih, sekarang ini sudah mulai woah... pada rebutan deh," ujar Megawati dalam pidato politiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan saat menghadapi krisis dari segala bidang, dirinya justru lebih memilih untuk merampingkan jumlah menteri di kabinet. Sikap itu diambil sebagai bentuk profesionalitas.
"Ketika menghadapi krisis multidimensi saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping, dengan jumlah menteri 33 tapi bersifat apa, zaken kabinet. Kabinetnya yang profesional," ujar Megawati.
Singgung Utang RI
Berkaitan dengan menteri, Megawati juga turut menyinggung utang Indonesia. Menurutnya, merampingkan kabinet di kepemimpinan dahulu mampu mengatasi krisis yang terjadi tapi saat ini utang Indonesia kian lama justru naik.
"Jadi benar, the right man in the right place. Terbukti krisis dapat diatasi dan seluruh utang terutama dengan International Monetary Fund dapat dilunasi," kata Megawati.
"Pertanyaan saya, ayo mikir, utang kita ini gimana cara mbayar e? Ayo mikir, mikir loh, jangan enak-enakan tidur loh," pungkasnya.
Soroti Revisi UU Penyiaran
Dalam pidatonya, Megawati juga sempat menyoroti terkait Revisi UU Penyiaran yang masih bergulir di DPR RI. Megawati bertanya-tanya mengapa ada larangan terhadap jurnalisme investigasi di sana.
"Ada pelarangan produk jurnalistik investigasi, dalam Undang-Undang Penyiaran. Lho, untuk apa ada media?" ujar Megawati.
Megawati mengatakan mengapa apa pelarangan terhadap produk jurnalistik investigasi. Padahal, lanjutnya, wartawan yang mendapatkan informasi langsung turun ke lapangan.
"Makanya saya selalu mengatakan, ey, kamu tuh ada Dewan Pers loh, lalu harus mengikuti yang namanya kode etik jurnalistik, lah kok nggak boleh ya investigasinya? Loh, itu kan artinya pers itu kan apa sih, menurut saya, dia benar-benar turun ke bawah loh," ujar Megawati.
(maa/imk)