Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan Cari Tangga Karir Politik

Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan Cari Tangga Karir Politik

Mulia Budi - detikNews
Jumat, 24 Mei 2024 00:09 WIB
Sudirman Said (Mulia/detikcom)
Foto: Sudirman Said (Mulia/detikcom)
Jakarta -

Mantan Menteri ESDM Sudirman Said menyebut Jakarta harus dipimpin oleh orang yang bisa bekerjasama dengan pemerintah pusat. Sudirman mengatakan sebaiknya yang memimpin Jakarta bukan orang yang mencari tangga karir politik.

Hal itu disampaikan Sudirman Said saat menghadiri acara halalbihalal ulama dan tokoh lintas suku dan rembugan kepemimpinan DKJ 2024 di Pondok pesantren Abdurrahman Wahid Soko tunggal, Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (23/5/2024).

Mulanya, Sudirman menanggapi nama dirinya yang masuk dalam radar NasDem untuk Pilkada Jakarta. Dia berterima kasih jika NasDem membuka diri mempertimbangkan dirinya sebagai cagub Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini telfonan tiap hari, kemarin saya ditelfon Pak Sekjen juga memberi tahu bahwa kita masih terus membuka diri, saya menelfon Pak Sugeng, jadi nggak ada yang putus komunikasi. Saya terima kasih juga kalau memang NasDem juga membuka diri untuk mempertimbangkan, tetapi gini, saya yakin semua partai-partai akan memilih, akan membuka sebanyak mungkin. Karena kan akan bagus kalau pilihan bukan hanya satu, milih dari 10 jadi satu kan bagus kan. Jadi wajar kalau partai apapun kemudian mengidentifikasi figur-figur yang dianggap layak untuk memimpin Jakarta ke depan," kata Sudirman Said kepada wartawan.

Dia lalu menyebutkan tiga poin terkait kepemimpinan Jakarta. Pertama, kata Sudirman, Jakarta sebaiknya dipimpin oleh gubernur yang bisa bekerjasama baik dengan pemerintah pusat.

ADVERTISEMENT

"Nah, saya mulai mengatakan beberapa hal mengenai Jakarta ke depan. Nomor 1 karena Jakarta akan mengalami transisi dari Ibu Kota menjadi dalam Undang-undang disebut kota global menjadi pusat ekonomi, pusat jasa, pusat kegiatan perekonomian maka sebaiknya Gubernur Jakarta ke depan adalah pihak yang bisa bekerjasama dengan pemerintah pusat, tidak elok kalau Gubernur Jakarta itu berseberangan karena banyak sekali isu-isu transisi yang harus diselesaikan," kata Sudirman.

"Sekurang-kurangnya disebut ada 15 kewenangan khusus kan, ngurusi perumahan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, investasi, sampai urusan lingkungan dan sebagainya, yang pertama itu harus orang yang nyaman bekerjasama atau diterima kerjasama dengan pemerintah pusat," tambahnya.

Dia mengatakan poin kedua adalah Jakarta harus dipimpin oleh gubernur yang fokus menyelesaikan berbagai masalah. Dia menuturkan sebaiknya Jakarta tak dipimpin oleh orang yang mencari tangga karir politik yang menjadikannya sebagai batu loncatan.

"Yang kedua karena transisi ini begitu besar pekerjaanya, sebaiknya yang mimpin Jakarta itu pihak yang memang ingin fokus menyelesaikan masalah-masalah, bukan orang yang sedang nyari tangga untuk karir politik berikutnya, Jakarta jangan terus-terus dijadikan sebagai ya batu pijak, batu loncatan," ujarnya.

Dia mengatakan poin ketiga adalah Jakarta masih bergulat dengan permasalahan kemiskinan. Dia menyinggung masih banyak daerah kumuh di Jakarta.

"Yang ketiga, ini yang saya sampaikan, kebetulan kita masuk tadi kan di daerah-daerah ini, 40 persen warga kita itu di Jakarta itu masih sebagian masuk dalam kategori miskin atau setengah miskin atau nyaris miskin. 22 Persen tinggal di daerah-daerah kumuh, kemudian 1,2 juta menjadi operator ojol, 500 ribuan itu dalam kategori miskin absolut kalau di-double dengan yang setengah miskin bisa mencapai satu juta lebih," kata Sudirman.

"Itu artinya tantangan besar yang mesti dihadapi oleh pemimpin ke depan, nah itu yang juga saya merasa, kalau ada kesempatan untuk berbuat sesuatu itulah yang menjadi perhatian kami. Jadi mengangkat yang 40 persen terbawah, ini kira-kira beberapa hal," ujarnya.

Simak juga Video 'Pikir-pikir Anies soal Tawaran Maju Pilgub Jakarta':

[Gambas:Video 20detik]



(mib/taa)



Hide Ads