Ketua DPP PAN Saleh Daulay merespons Bima Arya yang mendengar partainya dapat 4 kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Saleh menilai hal itu sebuah ungkapan doa dan harapan.
"Kalau misal ada kader PAN yang menyebut 4 itu doa dan harapan," kata Saleh kepada wartawan di gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Tapi menurutnya, boleh saja berhadap dan berdoa mendapatkan lebih. Tidak tanggung-tanggung, Saleh berharap PAN dapat 5 atau 6 kursi di kabinet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau doa jangan tanggung, jangan 4, kasih tahu 5, 6, itu yang masuk akal. Kalau di luar itu ya itu doa lah. Anggapannya dianggap doa, saya yakin lebih dari 4 justru. Ya kan, namanya doa," kata Saleh.
Saleh menjelaskan alasannya meyakini PAN mendapatkan lebih dari 4 kursi menteri di kabinet Prabowo. Ia menyebut PAN sudah 3 periode berturut-turut mendukung Prabowo.
"Karena gini, selama ini kan PAN sudah 3 periode nih kita dukungnya Pak Prabowo. Kita 2 periode kosong loh nggak dapat apa-apa mendukung, kita berada di luar pemerintahan. Kemudian kita kan konsisten nih, paling loyal dengan Pak Prabowo, dan Pak Prabowo kemungkinan besar sangat memperhatikan hal hal seperti ini gitu," jelasnya.
Saleh lantas menyinggung hal yang salah yakni ketika ada partai yang tidak mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 tetapi meminta 3 jatah menteri. Namun, ia tidak merinci siapa partai yang dimaksud.
"Yang salah itu sebetulnya, kalau kami dapat 5 itu menurut saya biasa, hal biasa, yang kurang tepat ya, bukan salah, yang kurang tepat itu yang tidak mendukung malah dapat 3," ujarnya.
"Kemarin dalam pilpres nggak ikut tiba-tiba dapat 3, itu kan nggak tepat, bener nggak? Atau misalnya ngotot lebih banyak dapat, itu nggak tepat. Kalau PAN itu memang sudah harus dapat mestinya dalam sistem demokrasi yang ada di Indonesia wajar kalau misalnya dapat, persoalannya apakah 4,5,6 diserahkan ke Pak Prabowo," lanjutnya.
Meskipun begitu, Saleh memastikan pihaknya tidak akan menekan Prabowo terkait jatah kursi menteri untuk PAN. Ia juga menyebut angka-angka yang beredar terkait jatah menteri belum tepat.
"PAN tidak pernah menekan, intervensi soal itu, karena kami mengerti urusan struktur kabinet, kemudian juga urusan berapa jumlah menteri masing-masing partai, itu adalah urusan hak prerogatif presiden. Kalau kami menekan, memaksa, angka dan seterusnya, berarti kami tidak berkomitmen menegakkan hak dan kedaulatan presiden sebagai presiden terpilih yang memiliki hak prerogatif itu. Sebelum Prabwo menyebut angka maka semua isu yang ada di luar tidak benar," tuturnya.
Sebelumnya Bima Arya mendengar kabar tentang jatah menteri untuk PAN di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Bima mendapat informasi PAN bakal mengisi 4 pos kementerian era Prabowo-Gibran.
"Informasi yang saya dengar begitu juga," kata Bima saat dihubungi, Selasa (21/5). Bima Arya menjawab pertanyaan soal kabar PAN mendapat 4 kursi menteri.
Namun, Bima Arya belum membeberkan nama-nama dari PAN yang akan duduk di kursi menteri tersebut. Ia mengatakan nama-nama itu ada di kantong Ketum PAN Zulkifli Hasan.
"Nama-nama itu di saku Bang Zul semua," ucapnya.
(maa/eva)