Fokus Yusril di Hukum dan Pemerintahan Usai Hengkang dari PBB

Fokus Yusril di Hukum dan Pemerintahan Usai Hengkang dari PBB

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Senin, 20 Mei 2024 08:05 WIB
Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra. (Foto: Andhika Prasetia-detikcom)
Jakarta -

Yusril Ihza Mahendra memutuskan meninggalkan Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpinnya sejak 1998. Yusril menyatakan mundur dari kursi ketua umum (ketum).

Keputusan itu disampaikan Yusril saat partainya menggelar Musyawarah Dewan Partai (MDP) di kantor DPP PBB, Jakarta, Sabtu (18/5/2024). Kursi ketum yang ditinggalkan Yusril langsung diisi oleh Fahri Bachmid sebagai Penjabat (Pj) ketum melalui proses pemungutan suara atau voting pemilihan Pj ketum PBB.

Yusril Ingin Bebas dari Partai

Yusril mengungkapkan keinginannya usai tak lagi terlibat dalam partai. Dia mengatakan akan tetap terlibat intens di bidang hukum dan pemerintahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selanjutnya saya akan tetap terlibat secara intens baik sebagai akademisi maupun sebagai profesional di bidang hukum dan pemerintahan," kata Yusril kepada wartawan, Minggu (19/5/2024).

Yusril mengaku merasa lebih bebas dalam berkontribusi kepada bangsa tanpa terafiliasi dengan PBB. Menurutnya, saat ini dirinya akan lebih optimal untuk ikut memecahkan persoalan-persoalan bangsa tanpa ada anggapan memperjuangkan kepentingan partai.

ADVERTISEMENT

"Dengan membebaskan diri dari ikatan partai, maka saya merasa lebih leluasa bergerak dan berbuat, katakanlah saya dapat bertindak sebagai seorang negarawan yang mengatasi segala faham dan golongan untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Yusril.

"Dalam kondisi seperti itu saya bisa berbuat optimal menggunakan segala kemampuan dan keahlian untuk ikut memecahkan persoalan-persoalan bangsa, katakanlah dalam membangun kehidupan hukum, demokrasi dan konstitusi, tanpa beban anggapan memperjuangkan kepentingan partisan," lanjutnya.

Yusril mengaku dirinya dan PBB memang akan terus memiliki keterkaitan ideologi. Meski begitu, dia menegaskan pandangan-pandangannya mengenai isu kebangsaan dilatarbelakangi oleh pandangan dirinya sebagai kalangan profesional.

"Tentu jejak keterkaitan historis saya dengan PBB yang menganut ideologi modernisme Islam tidak akan terhapus begitu saja. Selama ini pun, meskipun ketika saya masih menjabat Ketua Umum PBB, pandangan-pandangan saya mengenai soal konstitusi, hukum dan demokrasi adalah pandangan profesional akademikus, tidak mencerminkan pandangan partisan. Apalagi ketika saya berada di luar partai, profesionalitasnya tentu akan lebih mengedepan," kata Yusril.

Sempat Ada Gejolak Internal

Sekjen PBB Afriansyah Noor mengatakan keputusan Yusril itu sempat memicu gejolak di internal partai. Namun partai menyepakati proses voting untuk mencari Pj ketum pengganti Yusril.

Afriansyah mengatakan, mulanya partainya sedang melaksanakan MDP untuk mempersiapkan Muktamar PBB pada Januari 2025 mendatang. Namun, di tengah gelaran MDP, Yusril menyatakan mundur mendadak.

"Tadinya persiapan Musyawarah Dewan Partai ini kan adalah mempersiapkan Muktamar untuk kepengurusan yang baru. MDP ini adalah rapat setingkat di bawah Muktamar yang dihadiri oleh pengurus DPW yaitu ketua dan Badan Otonom, kemudian Badan Khusus DPP," kata Afriansyah.

"Nah cuman ada keinginan Bang Yusril mundur tiba-tiba, mundur mendadak. Iya baru saya pahami di hari-H pelaksanaan kemarin bahwa dia berniat ingin mundur, berada di luar partai. Alasannya capek, kemudian ingin berdiri sendiri, profesional," imbuhnya.

Simak juga Video 'Emil Dardak Ungkap Komunikasi dengan PDIP dan PKB di Pilgub Jatim':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




Hide Ads