Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP end bin wassalam atau berakhir usai Jokowi tak diundang ke rakernas. Senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai Jokowi tak diundang karena sekadar jadwal yang tidak pas.
"Yang saya tahu, jadwalnya tidak ketemu. Presiden sibuk dengan jadwal yang mungkin sudah ditentukan jauh-jauh sebelumnya," kata Hendrawan saat dihubungi, Sabtu (18/5/2024).
Dia lantas menyinggung momen Jokowi tak hadir pada HUT PDIP 10 Januari 2024 yang lalu. Dia menyebut saat itu juga muncul isu yang macam-macam terkait hubungan PDIP dan Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu Pak Jokowi tak hadir pada perayaan 10 Januari 2024, juga sama, muncul isu macam-macam," ucapnya.
Dia pun menyebut Jokowi beerapa kali pernah menghadiri acara PDIP. "Seingat saya, Pak Jokowi hadir pada acara puncak Bung Karno, 24 Juni 2023 di GBK, dan Rakernas IV di JI-Expo , 29 Septemer-1 Oktober 2023," imbuhnya.
Lantas bagaimana hubungan PDIP dan Jokowi saat ini? Dia menyebut ada perbedaan pilihan dan sikap yang tajam antara Jokowi dan PDIP. Perbedaan itu, kata dia, belum terjembatani.
"Terdapat perbedaan pilihan dan sikap yang tajam, yang belum terjembatani. Saya berharap dalam bingkai ideologi Pancasila dan konstitusi, perbedaan tersebut akan menuju kepada konvergensi dan sinergi kekuatan kebangsaan untuk mencapai cita-cita proklamasi," jelasnya.
PDIP-Jokowi End Bin Wassalam
PDIP tak mengundang Presiden Jokowi ke rakernas PDIP karena disebut sibuk dan menyibukkan diri. Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menganalisis hubungan Jokowi dan PDIP.
Dia menilai tidak diundangnya Jokowi menegaskan posisi bukan lagi kader PDIP. Adi juga menganggap hubungan Jokowi dan PDIP sudah selesai.
"Saya kira PDIP sudah tak anggap Jokowi sebagai kader lagi. Makanya di beberapa momen penting Jokowi tak diundang. Ini menegaskan hubungan Jokowi dan PDIP end bin wassalam," kata Adi Prayitno kepada wartawan, Jumat (17/5).
Adi menilai alasan sibuk merupakan hal yang normatif. Menurutnya, alasan itu hanya sekadar menutupi fakta sebenarnya bahwa Jokowi bukan lagi kader PDIP.
"Karena alasan sibuk yang disampaikan Djarot itu alasan normatif, argumen yang sebenarnya untuk menutupi bahwa Jokowi bukan PDIP lagi. Judulnya saja Jokowi tak dipecat. Tapi secara batiniyah PDIP sepertinya sudah mengikhlaskan Jokowi hengkang ke mana pun," ujar dia.
(maa/dhn)