PAN menyerahkan urusan pembagian kabinet kepada Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dan presiden terpilih Prabowo Subianto. Waketum PAN Yandri Susanto menyatakan siap membantu kabinet Prabowo.
"Dalam hal penyusunan kabinet, Bang Zul sebagai ketua umum sudah diserahkan mandat penuh oleh partai untuk melakukan komunikasi dengan presiden terpilih yakni Pak Prabowo," kata Yandri kepada wartawan, Selasa (23/4/2024).
Yandri mengaku belum mengetahui secara rinci kebutuhan menteri utusan dari partainya. Dia mengatakan hal itu dikomunikasikan antara Prabowo dan Zulhas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai masalah kabinet ya, jadi saya secara pasti ya nggak tahu berapa yang dikomunikasikan bang Zul kepada Pak Prabowo. Berapa menteri yang diberikan Prabowo kepada PAN bukan kapasitas saya menjawab itu, karena kami sudah memberikan mandat penuh kepada Bang Zul sebagai ketua umum PAN, termasuk menteri apa kita juga nggak tahu. Tapi prinsipnya begini, PAN itu siap untuk membantu Pak Prabowo lahir batin," kata dia.
Wakil Ketua MPR ini kemudian mengungkit dukungan PAN kepada Prabowo pada tiga pilpres terakhir. Dia yakin partainya dan Prabowo memiliki 'chemistry' yang kuat.
"Sudah tiga kali kita ini dukung Pak Prabowo ya kan, Alhamdulillah kali ini menang. Tiga kali itu artinya PAN itu sudah paham betul chemistry-nya tuh sudah ada dengan Pak Prabowo. Tapi sekali lagi, karena hak penyusunan kabinet itu adalah hak prerogratif Pak Prabowo dan kalau di internal pan kami serahkan kepada bang Zul untuk melakukan komunikasi. Biar kita tunggu saja," kata dia.
Lebih lanjut, Yandri mengaku partainya tak masalah jika partai di luar Koalisi Indonesia Maju pengusung Prabowo-Gibran bergabung ke kabinet. Dia menyerahkan keputusan soal itu kepada Prabowo sebagai presiden terpilih.
"Kalau ada partai politik yang kemarin tidak satu gerbong dengan Pak Prabowo atau Koalisi Indonesia Maju, baik itu yang mendukung 01 ataupun 03, bilamana sekarang mau bergabung tentu kita serahkan kepada Pak Prabowo. Tapi bagi PAN tidak ada masalah, kita welcome-welcome saja. Tidak ada perasaan harus menolak atau merasa terganggu, nggak," katanya.
(fca/dwia)