Tim AMIN Bakal Bantah Keterangan 4 Menteri Lewat Kesimpulan Sidang MK

Tim AMIN Bakal Bantah Keterangan 4 Menteri Lewat Kesimpulan Sidang MK

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Senin, 15 Apr 2024 17:06 WIB
Ketum Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir berbincang dengan Kapten Timnas AMIN M Syaugi di Markas Timnas AMIN, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023).
Ari Yusuf Amir. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Tim hukum capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) memfinalisasi kesimpulan sidang untuk diserahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK) besok. Tim AMIN akan membantah keterangan dari empat menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan di sidang MK.

"Saat ini kami sedang rapat di sekertariat THN untuk memfinalisasi kesimpulan yang akan disampaikan besok siang," kata Ketua Tim Hukum Timnas AMIN, Ari Yusuf Amir, kepada wartawan, Senin (15/4/2024).Ari membeberkan salah satu materi dalam kesimpulan tersebut. Dia mempersoalkan keterangan keempat menteri dalam sidang MK, yakni Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani, dan Mensos Tri Rismaharini.

"Intervensi APBN oleh Presiden Jokowi untuk mendukung salah satu paslon terbukti dengan adanya niat yang dinyatakan dan tindakan nyata," kata Ari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari menyoroti keterangan Muhadjir soal kunjungan Jokowi ke daerah mempertimbangkan daerah yang miskin dan banyak terdapat Proyek Strategis Nasional (PSN). Menurutnya, keterangan Muhadjir tidak sesuai fakta.

"Presiden tidak mengunjungi banyak daerah miskin ekstrem dan rentan pangan. Hampir seluruh atau 98 dari 100 daerah dengan Indeks Kerentanan Pangan terburuk tidak dikunjungi Presiden," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Keterangan Muhadjir yang tidak sesuai fakta membuktikan bahwa Kemiskinan dan PSN hanya dalih untuk mengkamuflase kunjungan Presiden Jokowi ke daerah untuk pemenangan paslon 02," imbuhnya.

Selain itu, Ari juga membantah pernyataan Airlangga bahwa El Nino mengancam ketersediaan beras yang mengancam seluruh dunia, diindikasikan dengan kenaikan harga beras di Thailand dan Vietnam. Ari menduga adanya penyalahgunaan stok beras bukan untuk bansos dan kepentingan politik.

"Pemerintah sudah mengimpor beras 3,8 juta ton sepanjang 2023 hingga awal 2024 atau jauh melebihi penurunan produksi beras. Namun, harga beras justru mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah," kata Ari.

Tak hanya soal pembagian bansos, Ari juga menyinggung pengangkatan Penjabat atau Pj kepala daerah yang dianggap berkaitan dengan pengarahan pilihan di Pilpres 2024.

"Pemerintah sengaja membuat regulasi Pj. Kepala Daerah dalam bentuk 'Peraturan Menteri' sehingga minim partisipasi dan pengawasan dalam penyusunannya," kata Ari.

Simak juga Video 'Hakim MK Tanya Muhadjir soal 'Penugasan Presiden': Maksudnya Cawe-cawe?':

[Gambas:Video 20detik]



(fca/haf)



Hide Ads