Jaringan Relawan Alap-alap Jokowi heran atas serangan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait rumor pengambilalihan kursi Ketua Umum PDIP. Relawan Alap-alap mengatakan pernyataan Hasto tersebut telah mengganggu kebatinan simpul-simpul relawan Jokowi.
"Kami jadi bertanya-tanya, apa salah Pak Jokowi sehingga begitu bersemangatnya mereka menyerang. Terutama sekali yang dipertontonkan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto," ujar Ketua Umum Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini, dalam keterangan tertulis, Kamis (4/4/2024).
Isnaini menilai serangan Hasto sudah tidak lagi masuk logika politik. Dia menyebut tudingan tersebut tak berkelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lalu menyandingkan situasi tersebut dengan drama sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Isnaini mengaku seolah menonton pertunjukan ego dan kebencian.
"Kami seperti menonton pertunjukan ego partisan dan kebencian. Tidak ada hakikat akar sengketa kecuali membangun narasi-narasi basi yakni soal kecurangan paslon 02 yang itu dikatakan karena ada dalang yang namanya Jokowi. Sungguh-sungguh mereka tidak melihat dari garis pilihan akar rumput dan keringat relawan. Kami, para relawan benar-benar habis-habisan di lapangan," ujar Isnaini.
Isnaini mengaku lebih mengambil sisi positif dan tidak ingin terpancing pernyataan Hasto tersebut. Dia berbicara mengenai hak demokrasi meski kerap dipandang sebelah mata.
"Kami relawan juga punya hak demokrasi. Jika kami dipandang sebelah mata seperti juga mereka memandang Pak Jokowi, maka tentu kami juga akan mengambil garis politik. November tahun ini akan ada gelaran Pilkada serentak. Ini momen ke-2 setelah Pilpres 14 Februari. Momen setelah mereka membusuk-busukkan Pak Jokowi dan akan memukul balik. Saya hanya ingin mengatakan bahwa gerakan relawan kami ini sudah ideologis. Kami sudah sepakat mengusung Jokowisme, yakni politik kebangsaan. Bukan politik kekuasaan yang bertopeng demi marwah demokrasi," ujar Isnaini.
Sebelumnya, pernyataan Hasto soal rumor pengambilalihan kursi Ketum PDIP itu disampaikan di acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024). Hasto awalnya bicara Jokowi telah melakukan abuse of power.
"Jadi abuse of power sama. TNI Polri juga banyak saksi yang menyatakan. kemudian kendaraan politik dulu adalah Golkar, sekarang gagasan suatu koalisi besar permanen, rencana pengambil alihan Golkar dan PDIP," ujar Hasto.
Hasto mengatakan dalam kabinet Jokowi, ada menteri powerful dan menteri super powerful. Namun, yang mendapat tugas untuk menjembatani pengambilalihan kursi Ketum PDIP ialah menteri powerful.
"Jauh sebelum pemilu, 5-6 bulan, ada seorang menteri powerful, ada yang super powerful dan powerful, supaya nggak salah image," ujarnya.
"Ini ditugaskan bertemu Pak Ryaas Rasyid oleh Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega agar kepemimpinan PDIP diserahkan Pak Jokowi," ujarnya.
Tanggapan Jokowi
Sehari berselang setelah pernyataan Hasto, Jokowi ditanya wartawan mengenai rumor tersebut. Jokowi justru bertanya balik bukankah selama ini dirinya diisukan mengambil alih Partai Golkar.
"Bukan Golkar?" kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/4).
Jokowi merasa heran dengan rumor-rumor merebut kursi ketua umum partai. Dia meminta agar pihak-pihak tersebut tidak memunculkan rumor belaka.
"Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa semua mau direbutin semua, jangan seperti itu, jangan seperti itu," ujarnya.
(knv/gbr)