Yusril Cecar Ahli Tim Ganjar yang Bicara KKN Kembali Hadir

Sidang Sengketa Pilpres di MK

Yusril Cecar Ahli Tim Ganjar yang Bicara KKN Kembali Hadir

Anggi Muliawati - detikNews
Selasa, 02 Apr 2024 14:03 WIB
Jakarta -

Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra, mencecar ahli dari Ganjar-Mahfud, Risa Permana Deli, terkait korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Yusril mengatakan KKN merupakan konsep hukum yang ada dalam undang-undang.

Mulanya, Risa yang juga merupakan Sosiolog Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial, menyampaikan jika saat ini KKN telah kembali. Dia menyebut KKN juga kini menjadi mesin politik untuk kemenangan pasangan calon tertentu.

"Kemenangan yang diperoleh oleh presiden maupun wapres terpilih ataupun oleh legislator adalah penanda bukan hanya sekedar kegagalan dan kerusakan sistem politik di Indonesia," kata Risa dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di gedung MK, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kembalinya KKN dan kemenangan tersebut adalah wajah sebenarnya dari kematian kedaulatan dan menghilangnya rakyat sebagai penguasa politik sebenarnya," sambungnya.

Risa juga berbicara mengenai politik populisme yang ada saat ini. Risa mengatakan penalaran masyarakat saat ini dibentuk dari adanya anggapan yang direkyasa dengan menyederhanakan penalaran.

ADVERTISEMENT

"Skema ini untuk menyederhanakan penalaran politik kerakyatan yang seharusnya berwibawa, kompleks, mempertaruhkan nilai-nilai kolektivitas untuk akhirnya menjadi semata-semata rekayasa kemenangan," ujarnya.

Yusril pun langsung menanggapi pernyataan Risa. Yusril mempertanyakan dasar dari pernyataan Risa mengenai KKN yang telah kembali.

"Apakah Saudara cukup paham konsep hukum itu sehingga Saudara berani mengambil satu kesimpulan bahwa KKN yang kita benci sekarang kembali lagi," tanya Yusril.

Yusril juga mempertanyakan kedudukan Risa menyampaikan terkait KKN. Menurutnya, Risa tidak dapat menilai hanya berdasarkan opini semata.

"Atas dasar apa Saudara menilai itu? Berdasarkan keahlian Saudara? Atau itu hanya satu pandangan yang sama seperti satu pandangan orang awam pada umumnya," tuturnya.

(amw/gbr)



Hide Ads