Doktor ilmu politik Universitas Paramadina Khoirul Umam mengungkap analisis terkait pertemuan capres Prabowo Subianto dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan, Jawa Timur. Khoirul mengatakan pertemuan itu sebagai bentuk permohonan doa dan restu.
Khoirul mengatakan Prabowo sudah mengantongi dukungan dari dua presiden, yakni Presiden ke-7 RI kini Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 RI SBY.
"Jika Prabowo datang menemui SBY sebagai bentuk permohonan doa dan restu politik dari senior yang pernah memimpin Indonesia selama satu dekade (2004-2014), maka per hari ini sudah ada dua Presiden RI yang mendukungnya, yakni Presiden RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo," kata Khoirul dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, paslon Prabowo-Gibran kini unggul sementara dari hasil real count yang dilakukan KPU RI. Pemilu satu putaran terbuka lebar karena sejauh ini Prabowo-Gibran telah mengantongi suara lebih dari 50 persen.
Khoirul lantas menilai pemerintahan Prabowo nantinya akan lebih optimal apabila juga mendapat dukungan dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Seperti hal yang sama dilakukan Jokowi saat mengajak Prabowo bergabung ke kabinet.
"Pemerintahan Prabowo akan lebih stabil jika ia memiliki keberanian dan kegigihan untuk juga datang langsung menemui dan mohon dukungan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, sebagaimana dulu Prabowo diajak rekonsiliasi dan dipersilakan oleh Megawati untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi pasca-Pilpres 2019," ujarnya.
Khoirul lantas menyinggung mimpi SBY yang akan jadi nyata jika Prabowo bertemu dengan Megawati dan berhasil melakukan rekonsiliasi. Adapun SBY pernah mengungkap kalau dirinya bermimpi segerbong dengan Jokowi dan Megawati untuk bertemu dengan Presiden ke-8.
"Jika itu benar-benar bisa dilakukan Prabowo, maka hal itu seolah membuat mimpi SBY tahun lalu, seolah menjadi nyata. Saat itu, Presiden RI ke-6 SBY bermimpi dijemput oleh Presiden RI ke-7 Jokowi, lalu bersama-sama menghampiri Presiden RI ke-5 Megawati, lalu bersama-sama menuju stasiun Gambir, dan disambut Presiden RI ke-8, yang kemudian membuat mereka akhirnya dalam satu gerbong perjalanan panjang. Akankah mimpi itu menjadi nyata? Sejarah akan membuktikannya," ujarnya.
Selain itu, Khorul mengatakan kedatangan Prabowo ke SBY juga sebagai bentuk konsolidasi awal jelang fase transisi pembentukan pemerintahan baru, yang seringkali turbulensinya dinamis. Terlebih Partai Gerindra yang berada di bawah kepemimpinan langsung Prabowo, menurut Khoirul, tidak mendapatkan coattail effect sama sekali dari Pilpres 2024 ini.
"Kondisi ini akan membuat Prabowo memiliki tingkat ketergantungan (political dependency) yang tinggi terhadap partai-partai penyokongnya, untuk memastikan stabilitas politik dan pemerintahan, dari berbagai ancaman turbulensi politik yang tidak produktif," ujarnya.
"Dalam konteks ini, Prabowo tampaknya lebih percaya dan berharap agar Demokrat di bawah kepemimpinan AHY & arahan SBY, betul-betul all out mem-back up pemerintahannya, bukan menjadi musuh dalam selimut yang menikam dari belakang sebagaimana partai-partai politik anggota koalisi lainnya. Sebagai kompensasi, Prabowo tampaknya akan memberikan posisi terhormat dan strategis kepada kader-kader terbaik Demokrat di pemerintahannya," paparnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Simak juga Video: Prabowo Sowan ke SBY di Pacitan: Beliau Sangat Luar Biasa Mendukung Saya