Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya kembali mengaktifkan pengurus PBNU yang sempat terlibat dalam Pemilu 2024. Pengaktifan kembali dimulai hari ini.
"Setelah ini selesai pemungutan suara dan kita lihat rupanya tidak ada lagi masalah berarti, maka kami mencabut dari teman-teman yang kemarin nonaktif. Mulai hari ini semua personel PBNU maupun pengurus badan otonom telah aktif lagi, laksanakan tugas sebagaimana biasanya," kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Gus Yahya menyebut ada 63 personel PBNU yang sempat ikut terlibat dalam pemilu dan dinonaktifkan sementara. Jumlah tersebut terbagi dalam tiap-tiap tim sukses pasangan calon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada lebih 60 orang, ada 63 orang personel PBNU yang terlibat kontestasi sebagai timses, sebagai juru kampanye dan lain-lain maupun caleg," terang Gus Yahya.
Dia meyakini keputusan ini sudah sesuai. Dia menilai pemilu sudah berjalan baik sehingga tidak ada masalah lagi untuk kembali mengaktifkan status para pengurus di tubuh PBNU.
"Karena sampai sekarang kita tidak melihat potensi masalah yang berarti. Dari laporan-laporan, kami mendengarkan berbagai info, kami tak melihat ada potensi masalah yang berarti," ungkap Yahya.
"Sehingga kami merasa yakin juga untuk mencabut penonaktifan teman-teman karena kami butuh mereka kembali, karena ini urusan banyak sekali. Butuh mereka segera bekerja lagi seperti biasa," pungkasnya.
Seperti diketahui, menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, PBNU menonaktifkan 63 fungsionaris pengurus. Mereka dinonaktifkan karena mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg) dan menjadi tim sukses capres-cawapres 2024.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi H Amin Said Husni di Jakarta, pada Minggu (21/1/2024). Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 285/PB.01/A.II.01.08/99/01/2024, sedikitnya terdapat 63 nama fungsionaris yang dinonaktifkan dari jajaran Pengurus Harian dan Pleno PBNU.
"Mereka tersebar di beberapa partai dan semua calon presiden. Ada yang menjabat sebagai Mustasyar, Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah, A'wan Syuriyah, hingga pengurus badan otonom dan lembaga," ujar kata Said dikutip dalam laman NU Online.
Amin Said menambahkan, penonaktifan fungsionaris PBNU itu terhitung sejak tanggal penetapan oleh lembaga yang berwenang, sampai dengan selesainya proses pemilu 2024.
"Mayoritas nama sudah mengajukan izin cuti atau nonaktif sejak ada penetapan dari KPU. Surat Keputusan ini sebagai penegasan dari PBNU atas permohonan nonaktif mereka," imbuh dia.
Semua fungsionaris tersebut adalah nama-nama yang secara resmi tercatat sebagai calon legislatif dan tim sukses calon presiden dan wakil presiden.
(idn/idn)