Bendum DPP Partai NasDem, Ahmad Sahroni, merespons pernyataan Politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang takut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan ditipu oleh capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Sahroni menyebut politik memang sangat dinamis.
Sahroni awalnya bicara terkait kekhawatiran Ahok bentuk rasa sayangnya kepada Jokowi. Namun, dia menyebut pikiran negatif itu terlalu berlebihan.
"Mungkin saja saking sayangnya sama Pak Jokowi jadi berpikir negatif berlebihan," kata Sahroni saat dihubungi, Jumat (9/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Komisi III DPR ini mengingatkan bahwa politik sangat dinamis. Menurutnya, ada kalanya membenci dan ada kalanya menyanjung.
"Politik itu super sangat dinamis, ada kalanya membenci ada kalanya bersanjung, itu hal biasa," ujar dia.
Namun, dia menyebut kekhawatiran Ahok berlebihan. Dia menilai yang ada dalam politik bukan saling menipu, tapi saling bersilat.
"Politik itu sangat dinamis, bukan tipu-menipu, tapi bersilat-silat," ucapnya.
Pernyataan Ahok
Ahok mengaku dirinya pernah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto. Ahok takut Jokowi tertipu.
"Saya khawatir Bapak tertipu, takut saya," kata Ahok menirukan ucapannya kepada Jokowi saat itu.
Ahok berbicara dalam konteks siapa yang paling tepat melanjutkan program Jokowi ke depan. Dia khawatir, Prabowo tak bisa melakukan itu.
Dia bahkan menyebut bisa saja Prabowo tak akan mendengarkan Jokowi setelah terpilih menjadi presiden. Sekalipun ada Gibran di sana sebagai wakil presiden.
"Kalau Pak Prabowo jadi presiden memangnya dia mau dengarin Pak Jokowi," ujar Ahok di sela-sela dialog kebangsaan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Simak juga Video: TKN soal Ahok Kritik Jokowi-Gibran: Mulutnya Nggak Bisa Beri Kesejukan