TPN Ganjar Bilang 'Tak Ada Arahan' Kala Ahok Sentil Jokowi-Gibran

TPN Ganjar Bilang 'Tak Ada Arahan' Kala Ahok Sentil Jokowi-Gibran

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 07 Feb 2024 20:21 WIB

Balasan TKN

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membalas sentilan Ahok ini. Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran Michael Umbas menyebut kinerja Gibran lebih mumpuni dibandingkan Ahok saat menjabat sebagai Komut Pertamina.

"Saya kira Pak Ahok justru harus berkaca bahwa kinerja Mas Gibran malah lebih teruji ketimbang kinerja Pak Ahok sebagai Komut Pertamina," kata Umbas kepada wartawan, Rabu (7/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umbas menyebut Ahok digaji besar sebagai seorang Komut. Namun, disebut Ahok tak mampu memberantas mafia di tubuh Pertamina.

"Mas Gibran punya banyak bukti nyata keberhasilan di Solo, sementara Pak Ahok sebagai Komut Pertamina tidak mampu memberangus mafia solar, elpiji dan banyak kasus lain di internal Pertamina padahal beliau digaji sangat besar," ujar Umbas.

ADVERTISEMENT

"Jadi sekali lagi tolong berkaca diri baru mengomentari kinerja orang lain. Apalagi mau membandingkan Pak Jokowi, tentu sangat tidak berdasar, tetapi omon-omon ala Ahok aja. Kalau Jokowi tidak bisa kerja, tidak mungkin publik memberi approval rating yang tinggi hingga 80-an persen," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengkritik ucapan Ahok ini. Nusron menuding Ahok suka bikin gaduh dan punya penyakit megalomania.

"Ya mas, standard Pak Ahok. Kalau nggak ngomong dan nggak komentar, sakit. Saya kan dulu timnya," kata Nusron saat dihubungi, Rabu (7/2).

Nusron menyebut Ahok memang punya kebiasaan untuk membuat gaduh. Bahkan, menurutnya, Ahok seperti punya penyakit megalomania.

"Jadi paham. Dari dulu memang suka buat gaduh. Kadang malah dia ga tahu apa yang dia katakan. Lupa habis itu. Dia itu mungkin kena penyakit megalomania, merasa dia yang paling hebat sedunia," ucapnya.

Nusron Wahid di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1/2024).Nusron Wahid di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1/2024). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)

Kritik senada juga disampaikan Waketum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto. Yandri meminta Ahok untuk introspeksi diri.

"Namanya orang yang nggak dukung Prabowo-Gibran kan biasa berkomentar begitu kan. Biasa itu nggak usah terlalu kita risaukan dan itu bagian dari kepanikan Ahok kali, karena dia tahu mau kalah dan kita menyakini Prabowo-Gibran bisa kerja kok, ya kan," kata Yandri kepada wartawan, Rabu (7/2).

Yandri mengatakan semestinya Ahok introspeksi diri sebelum berkomentar. Ia mempertanyakan prestasi Ahok selama memimpin DKI Jakarta dan menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

"Dia selama ini bisa kerja nggak gitu loh, ya kan, kan nggak juga kan. Apa prestasi Ahok kan nggak ada juga gitu loh, nggak ada prestasi Ahok, nggak ada. Apa prestasinya? Pertamina juga kan nggak bisa kan dia memperbaiki Pertamina, kan nggak bisa," tutur Yandri.

Ada juga mantan politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko, yang turut buka suara terkait pernyataan Ahok ini. Budiman menyinggung Ahok yang lupa diri bisa jadi tokoh karena Jokowi.

"Kalau dianggap Pak Jokowi tidak bisa kerja, Saya kira Pak Ahok lupa bahwa dia menjadi tokoh itu sebagian karena kerja Pak Jokowi," kata Budiman dilansir detikSumut.

Selain itu, dia menyampaikan Jokowi pernah menang bersama Ahok sebagai gubernur. Oleh karena itu, ia menganggap Ahok tak perlu bertanya kepada orang tua, pendeta, kakak, serta lainnya terkait apakah Jokowi bisa kerja atau tidak.

"Tapi dia hanya perlu bertanya ke hati nuraninya sendiri. Itu saja yang mau saya sampaikan kepada sahabat saya Basuki Tjahaja Purnama," sebutnya.




Hide Ads