Politisi PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkit Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 saat dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpasangan. Ahok menyebut saat itu rakyat menghendaki Jokowi, dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang memutuskan.
Hal itu diungkapkan Ahok saat deklarasi Ahokers bersama Ganjar-Mahfud di rumah aspirasi relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024). Mulanya Ahok bercerita terkait isu ketua DPP PDIP Puan Maharani yang juga puteri Megawati maju sebagai capres sebelum penunjukan Ganjar Pranowo.
"Datang ketemu ibu (Megawati), aku ngomong sama ibu, saya paling cuek lah. 'Ibu, saya tau nih kenapa Mas Ganjar ditahan-tahan ini ibu. Kenapa? Pengen Mbak Puan kan?'. Ibu ngomong gini nih. Tapi ibu jawab apa? 'Salah apa kalau Mbak Puan mau jadi presiden? Salah apa?' Waduh, gawat nih. Salah ngomong nih saya pikir," kata Ahok di lokasi, Minggu (4/2/2024?.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok menuturkan, saat itu Megawati berkata memilih pemimpin Indonesia harus orang yang dikehendaki oleh rakyat. Meski Puan Maharanikapabel dengan sepak terjangnya, lanjut Ahok, Megawati tidak mau memaksakan lantaran takut menghancurkan hati rakyat dan kader PDI Perjuangan.
"Lalu ibu bilang begini, 'kalau Mba Puan tidak dikehendaki oleh rakyat apakah saya mau menghancurkan hati kader-kader partai kita? tidak mungkin'. Apakah rakyat masih tidak percaya sikapnya Bu Mega?," kata dia.
Ahok lalu mencontohkan momen serupa saat Pilgub DKI Jakarta. Saat itu rakyat menghendaki Joko Widodo untuk maju sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Penunjukan Jokowi saat itu menimbulkan pro kontra di internal partai. Namun, sebagai ketua Umum PDI Perjuangan Megawati menentukan Jokowi untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta.
"Pak Jokowi bukan siapa-siapa karena rakyat menghendaki waktu itu Pak Jokowi jadi Gubernur DKI, ibu Mega putuskan. Pak Taufiq Kiemas nggak setuju, ini orang dari Solo apa-apaan ini," imbuhnya.
Tak sampai di sana, penunjukan Wakil Gubernur pun sempat memunculkan perdebatan hingga akhirnya Ahok terpilih. Ahok mengatakan, sistem di PDI Perjuangan mengedepankan meritokrasi yakni memilih pemimpin sesuai kapabilitasnya.
Karena sistem tersebutlah, Ahok menyebut PDI Perjuangan menjadi partai paling konsisten. Ahok juga menyindir partai baru yang hanya bermodalkan janji semata. Karena sistem meritokrasi tersebut juga Ahok yakin Ganjar Pranowo sosok tepat yang dipilih PDI Perjuangan untuk kanji di Pilpres 2024.
"Siapapun mau memperjuangkan cita-cita proklamator, saya kira saat ini harusnya dia bergabung di PDI Perjuangan. Ini (PDI Perjuangan) yang paling konsisten, apa lagi yang ngaku-ngaku ada yang termarjinalkan, suka diasing-asing kan suka tidak punya hak, lalu anda ingin pilih partai yang baru muncul yang nggak jelas janji-janji doang. Lalu mau tinggalkan pdi Perjuangan yang udah jelas konsisten berjuang ga fair," tuturnya.
"Makannya saya udah tahu ibu pasti pilih mas Ganjar karena dia ngomong 'tidak mungkin saya pilih mba Puan kalau rakyat tidak menghendaki tunggu waktunya aja pak Ahok' oh saya udah paham ini, ini aman ini ya kan," pungkasnya.
Simak juga Video 'Kampanyekan Ganjar-Mahfud, Ahok Mundur dari Komut Pertamina':