Jaringan Gusdurian bersama Nurcholish Madjid Society dan Syafii Maarif Institute menggelar diskusi bersama kaum muda. Diskusi ini dinamai 'Forum Titik Temu Anak Muda'.
Diskusi ini mengundang perwakilan tim sukses (timses) dari ketiga pasangan capres-cawapres Pilpres 2024 yakni Angga Putra Firdian dari Timnas AMIN (Anies-Muhaimin), Cheryl Anelia Tanzil dari TKN Prabowo-Gibran serta Iwan Nugraha Budjang wakil dari TPN Ganjar-Mahfud.
Selain itu hadir pula sebagai panelis Lalola Easter Kaban dari ICW, Khalisa Khalid dari perwakilan Greenpeace, Prasetya Dwicahya dari Bijak Memilih dan Usman Hamid selaku Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam diskusi ini, para perwakilan timses diminta untuk menjelaskan visi misi dari pasangan calon. Kemudian pemaparan tersebut dikritisi oleh masing-masing panelis.
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad, menjelaskan forum ini sengaja dibuat khusus untuk anak muda agar mendapatkan ruang berfikir dalam menentukan pilihan kepada calon pemimpin masa depan.
"Anak muda ini angka 56,45 persen, artinya ini kekuatan besar. Anak-anak muda bukan kekuatan yang diremehkan tidak hanya menjadi komoditas politik tapi juga sebagai subjek politik yang berdaulat. Maka penting kita membuka ruang untuk anak-anak muda untuk mendalami apa sih visi misi calon pemimpin kita," kata Jay di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2024).
Dia juga mengatakan ketiga tokoh yakni Gus Dur, Cak Nur maupun Buya Syafii sebagai pemimpin yang banyak menginspirasi kaum muda. Dia pun berharap riwayat ketokohan yang dimiliki ketiganya dapat mengajak anak muda untuk lebih terlibat aktif dalam pemilu saat ini.
"Ya Gus Dur, Cak Nur dan Buya Syafii itu kan guru-guru bangsa. Itu yang memberi tauladan terutama kaum muda. Nah dengan inspirasi tiga guru ini kita mengajak anak-anak muda, dalam hal ini kita sedang menyongsong pemilu. Nah maka anak muda penting memberi kontribusi terhadap proses pemilu yang ada karena ini akan menentukan masa depan bangsa," pungkas Jay Akhmad.