Lawan Intimidasi, Megawati Pimpin Pemukulan 10 Ribu Kentongan Kewaspadaan

Lawan Intimidasi, Megawati Pimpin Pemukulan 10 Ribu Kentongan Kewaspadaan

Dwi Rahmawati - detikNews
Sabtu, 03 Feb 2024 17:44 WIB
Megawati Pimpin 10 Ribu Kentongan Kewaspadaan Bentuk Lawan Intimidasi (Dwi/detikcom).
Foto: Megawati Pimpin '10 Ribu Kentongan Kewaspadaan' Bentuk Lawan Intimidasi (Dwi/detikcom).
Jakarta -

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memimpin pemukulan kentongan tanda waspada untuk melawan segala bentuk intimidasi. Setidaknya 10 ribu simpatisan dan relawan memukul alat tersebut secara serentak di Gelora Bung Karno (GBK).

Pantauan detikcom di Stadion Utama GBK, Sabtu (3/2/2024), Mega mengakhiri pidatonya dengan membunyikan kentongan. Ia menyebut hal itu sebagai bentuk kewaspadaan.

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya mengajak seluruh rakyat Indonesia di manapun berada untuk mewujudkan pemilihan umum 2024 yang demokratis, jujur, adil, dan bermartabat," kata Mega yang diikuti oleh seluruh peserta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan sebagai bentuk kewaspadaan kita guna melawan bentuk money politics dan intimidasi, marilah. Jadi Ibu sudah suruh bikin kentongan, marilah kita secara simbolis serentak memukul 10 ribu kentongan untuk meningkatkan kewaspadaan nasional kita, untuk negara kita ini tetap berdaulat dan merdeka," sambungnya.

Ia meminta pendukung untuk yakin Pemilu 2024 Ganjar-Mahfud akan mendulang kemenangan. Ia meminta pendukung tak takut dengan adanya intimidasi.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau kamu janji satu putaran ya satu putaran loh, kalau umpamanya 'Bu ndak bisa satu putaran bu, karena diintimidasi Bu' udah jangan jadi anggota PDI Perjuangan. Karena namanya anak buah saya kaya banteng ketaton," ujarnya.

Ia menyebut seorang pemimpin tak boleh untuk mengintimidasi rakyat. Ia mewanti-wanti pendukung tak memilih pemimpin yang seperti itu.

"Lah sekarang pertanyaan terakhir saya, kalau belom jadi presiden udah intimidasi rakyat, udah pake uang negara, pemimpin yang bener apa nggak, apa bagus apa nggak? Kurang keras artinya masih ragu-ragu," ucap Mega.

"Coba, mau pilih pemimpin yang kaya gitu nggak? eh coba yang keras tidak sampai di sininya mau meledak, ini Ibu yang tua saja bisa, tidak!" imbuhnya.

(dwr/taa)



Hide Ads