Urusan keluarga salah satu peserta Pilpres 2024 dibawa-bawa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat kampanye di Lampung. Pernyataan Hasto dikritik oleh Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Grace Natalie karena dinilai tak tepat.
Hasto menyinggung calon pemimpin yang gagal dalam membina rumah tangga. Ia meragukan calon pemimpin tersebut bisa mengelola Indonesia nantinya.
"Kalau memimpin keluarga saja belum sanggup, jangan memimpin Indonesia yang besar ini saudara-saudara," kata Hasto di depan simpatisan Ganjar-Mahfud di Lapangan Brebes, Bandar Lampung, Minggu (28/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampanye ini dihadiri oleh ratusan simpatisan partai PDIP Lampung dan partai pengusung pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Dalam orasinya, Hasto kembali menyinggung peristiwa di Sulawesi yang dikatakannya ada intimidasi dari oknum aparat terhadap perangkat desa.
![]() |
"Di Sulawesi sana, ada kepala desa yang didatangi oleh oknum aparat. Dia (kepala desa) ditanya, kalau masih mau tidur sama istri pilih paslon nomor 2," ungkap dia.
Untuk itu, dia mengajak simpatisan partai dan simpatisan Ganjar-Mahfud berani melawan jika ada intimidasi serupa di Provinsi Lampung.
"Jangan takut, kita lawan jika di Lampung ada hal serupa," tegasnya.
Lihat juga Video: Grace Natalie Hampiri Moderator Debat, Kaesang: Biasa Lah
Dikritik Grace Natalie
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Grace Natalie menyayangkan pernyataan Hasto. Sebab, Hasto dinilai membawa urusan personal ke dalam ranah publik.
"Mas Hasto tidak etis membawa urusan personal dan privat menjadi isu publik. Kita sedang memilih pemimpin publik yang bertanggungjawab atas nasib rakyat Indonesia," kata Grace kepada wartawan, Senin (29/1).
Grace pun meminta Hasto fokus mengkampanyekan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Dia menyebut suara Ganjar-Mahfud semakin anjlok.
"Mohon Mas Hasto fokus mengkampanyekan Pak Ganjar dan Pak Mahfud yang suaranya semakin anjlok. Kalau mau kritisi Pak Prabowo dan Mas Gibran, kritisi visi, misi dan program mereka," ucapnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI ini juga menilai Hasto terlihat panik dengan menyampaikan ranah pribadi ke ruang publik. "Sekali lagi itu cara-cara itu tidak etis sekaligus menunjukkan kepanikan sehingga menghalalkan segala cara," imbuhnya.
(rfs/dek)