Dinamika politik di Tanah Air kian bergejolak jelang dua pekan pemungutan suara Pemilu 2024. Para pasangan calon presiden dan wakil presiden terus bergerilya merebut suara masyarakat.
Sorotan lalu tertuju pada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Keduanya tercatat melakukan kampanye di daerah yang menjadi basis suara pendukung PDIP jelang pemungutan suara 14 Februari mendatang.
Pengamat menilai langkah itu bukan tanpa dasar. Kubu Prabowo-Gibran tengah menyasar kandang-kandang banteng atau PDIP yang diprediksi menjadi penyumbang suara bagi paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gibran Dua Kali Kampanye di Bali
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, kembali mengunjungi Bali di masa kampanye. Gibran menjelaskan alasannya dua kali berkunjung ke Pulau Dewata.
"Mampir saja, kan kemarin habis dari Papua. Transit sebentar satu malam, terus baru balik ke Jakarta. Besoknya lagi ke Surabaya," kata Gibran di Pantai Sanur, Bali, Sabtu (27/1/2024).
Gibran memang menyebut kunjungannya ke Bali tak untuk urusan penggalangan suara. Dia menuturkan tak semua kunjungannya di masa kampanye untuk urusan politik.
"Tidak semua kedatangan saya ke sebuah tempat untuk meraup suara. Untuk silaturahmi dan lain-lain. Nggak semuanya tentang politik," ucapnya.
Diketahui, Gibran berkunjung ke Bali pertama kali di masa kampanye pada Selasa (9/1). Dalam kampanye tersebut, Gibran bertemu simpatisan, pengusaha, hingga kreator konten.
Seruan Ara Menangkan Prabowo di Basis PDIP
Mantan politisi PDIP Maruarar Sirait atau Ara ikut menghadiri kampanye akbar capres nomor urut 2, Prabowo Subianto di Rawalele, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ara mengajak warga mencetak sejarah memenangkan Prabowo-Gibran di Subang yang merupakan basis PDIP.
Hal itu disampaikan Ara saat memberikan pidato dalam kampanye akbar Prabowo Subianto di Lapangan Desa Rawalele, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (27/1/2024). Mulanya, Ara meminta maaf jika masih banyak kekurangan selama 15 tahun dipercaya warga Subang.
"Pak Prabowo yang saya hormati, saya dipercaya rakyat Subang 15 tahun menjadi wakil rakyat emak-emak di Subang ini. Betul?" kata Ara dalam pidatonya.
"Betul," sahut warga.
"Mohon maaf kalau Bang Ara masih banyak kekurangan, mohon maaf," timpal Ara.
Ara mengatakan tak lahir dan tak punya keluarga di Subang. Namun, dia mengaku memperoleh suara terbanyak dibanding caleg lain di Subang.
"Mohon maaf, tapi saya sangat sayang sekali sama rakyat Subang. Dalam pemilu, saya nggak punya keluarga di sini, saya tidak lahir di Subang, tidak punya usaha di Subang. Tapi suara saya paling besar di Subang dari semua caleg yang ada. Terima kasih kepada rakyat Subang," ujarnya.
Ara mengaku sengaja mengenakan kaus berwarna putih dengan corak tulisan berwarna merah. Dia mengatakan Subang merupakan basis lokasi pendukung partai lamanya, PDIP.
"Hari ini saya sengaja pakai baju putih, tulisannya warna apa?" tanya Ara.
"Merah," sahut warga.
"Tulisannya warna apa?" tanya Ara.
"Merah," sahut warga.
"Saya tahu selama 15 tahun Subang selalu partai saya yang lama PDI Perjuangan selalu menang di Subang. Betul?" tanya Ara.
"Betul," sahut warga.
Dia juga menyinggung kemenangan Presiden Joko Widodo di Subang selama dua periode. Dia mengajak warga Subang mencetak sejarah baru.
"Dan selama Pilpres, selalu Pak Jokowi menang di sini 2014 dan 2019. Betul?" tanya Ara.
"Betul," sahut warga.
"Mau nggak buat sejarah?" tanya Ara.
"Mau," sahut warga.
"Mau nggak buat sejarah yang positif buat Indonesia?" tanya Ara.
"Mau," sahut warga.
Ara mengajak warga mencetak sejarah memenangkan Prabowo-Gibran di Subang yang merupakan basis PDIP. Seruan ajakan itu disambut lalu dijawab warga.
"Kalau Bung Karno mengatakan Jasmerah, jangan lupakan sejarah, hari ini Bang Ara memohon, kita buat sejarah. Prabowo menang di basisnya PDIP di Jawa Barat," kata Ara.
"Siap?" sahut Ara.
"Siap," teriak warga.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Tonton juga Video: Prabowo ke Agus Jabo dan Budiman: Sorry Man Dulu Gue Kejar-kejar Lo
Pakar Nilai Kandang PDIP Tengah Digempur Prabowo-Gibran
Pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, hari ini berkampanye akbar di Subang, Jawa Barat, dan Bali. Prabowo-Gibran dinilai tengah mencoba menggempur basis PDIP di dua wilayah tersebut.
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai Prabowo-Gibran sedang jelas-jelas merebut suara di kandang 'banteng'. Dia menyebut hanya waktu yang bisa menjawab apakah gempuran Prabowo-Gibran berpengaruh di basis PDIP tersebut.
"Jelas itu strategi untuk menggempur kandang banteng. Tinggal adu kuat apa bisa Prabowo-Gibran bisa mengalahkan dominasi basis merah di sana. Tentu waktu dan kerja politik lah yang akan menjawab segalanya," kata Adi saat dihubungi, Sabtu (27/1/2024).
Adi menilai wajar Prabowo-Gibran menggempur basis PDIP. Menurutnya, keduanya tidak ada pilihan lain untuk menggenjot elektabilitasnya.
"Tak ada pilihan lain bagi Prabowo-Gibran untuk terus menggenjot elektabilitas selain menggempur basis-basis rival. Karena dua rivalnya AMIN dan Ganjar-Mahfud juga melakukan hal serupa menggempur basis Prabowo-Gibran di berbagai tempat," ucapnya.
Lebih lanjut, Adi menilai sejauh ini belum pernah ada kader PDIP yang mencoba merebut suara di basis PDIP. Dia pun menilai Gibran, sebagai kader PDIP, belum terlalu kuat untuk bisa meraih suara di basis PDIP.
"Selama ini belum ada. Ini baru pertama kalinya kader PDIP, Gibran, berusaha merebut suara di kandang banteng. Harus diakui Gibran relatif pendatang baru dan tak terlampau mengakar di basis PDIP. Beda dengan Jokowi yang memang dapat simpati di pemilih PDIP. Karena itu, untuk merebut basis merah satu-satunya cara memang harus melibatkan Jokowi secara langsung," jelasnya.
Lantas mampukah Prabowo-Gibran merebut suara di basis PDIP? Adi Prayitno mengaku pesimistis. Dia beralasan loyalitas kader-kader PDIP di kandang banteng relatif tinggi.
"Ada kecenderungan mengeras basis-basis PDIP itu. Karena memang loyalitas kadernya teruji. Oleh karena itu, ketika ada Gibran yang notabenenya anak Jokowi, tentu akan jadi batu uji bagi kader-kader PDIP di bawah apakah iman politik kian mantab tak tergoyahkan atau perlahan masuk angin? Tentu kerja politik dan waktu yang bisa menjawab," tuturnya.
(ygs/ygs)