TKN Sentil Cak Imin yang Komentari Viral Stiker Paslon 02 di Beras Bulog

TKN Sentil Cak Imin yang Komentari Viral Stiker Paslon 02 di Beras Bulog

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Jumat, 26 Jan 2024 22:08 WIB
Wakil Ketua TKN Habiburokhman melakukan konferensi pers di Media Center Prabowo Gibran, Jakarta, Jumat (26/1/2024).
Habiburokhman (tengah). (Dok. TKN Prabowo-Gibran)
Jakarta -

TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengkritik cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang bicara soal viral stiker pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran di beras Bulog. Menurut TKN, Cak Imin tak ada adil.

"Saya juga sudah mendengar pernyataan Gus Muhaimin, seorang negarawan yang kami merasa beliau bersikap tidak adil, dengan menyampaikan narasi yang bernada insinuasi. Mengatakan seolah-olah, memang tidak langsung ya, seolah ada pihak yang melakukan perbuatan yang memalukan," kata Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, di Jalan Sriwijaya, Jakarta, Jumat (26/1/2024).

TKN menilai Cak Imin tidak melakukan proses klarifikasi. Selain itu Cak Imin dinilai tidak melakukan pelaporan ke Bawaslu, dan tidak mengecek siapa yang menempel stiker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seharusnya sebagai negarawan, beliau bisa menahan diri, bersikap bijak, menunggu jelasnya peristiwa ini. Barulah kalau memang dilakukan oleh salah satu paslon, beliau bisa bersikap sekeras-kerasnya. Tapi itu kembali ke penilaian masyarkat," ujarnya.

Habiburokhman mengatakan integritas Prabowo-Gibran sudah sangat jelas, TKN menyebut jagoan mereka adalah pasangan yang taat konstitusi, hukum, dan menjunjung etika.

ADVERTISEMENT

"Jadi dalam satu-dua hari ini kami minta kalau bisa, besok ini kan hari Sabtu, setidaknya hari Senin sudah mulai berproses di Bawaslu. Dipanggil si John Sitorus ini, ditanyakan secara detail tentang karung yang berstiker Prabowo-Gibran," imbuhnya.

Cawapres nomor urut 1 Cak Imin sebelumnya merespons terkait beredarnya beras Bulog berstiker paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Cak Imin menilai hal tersebut memalukan dan menunjukkan kemiskinan etika.

"Memalukan, menunjukkan kemiskinan etik, kemiskinan etika," ucapnya di dilansir detikBali, Jumat (26/1).

(rfs/idn)



Hide Ads