Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menanggapi pernyataan Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Imam Priyono yang menyinggung standar etik dan moral presiden jika berpihak dan berkampanye terhadap salah satu pasangan calon (paslon).
Nusron mengatakan isu standar moral muncul karena perbedaan kepentingan politik saja.
"Ini sebenarnya sederhana. Isu moral dan etika ini dimunculkan karena Pak Jokowi tidak mendukung mereka. Tahun lalu saat sebelah yakin didukung presiden, mereka bahkan optimis Pak Jokowi akan kampanye untuk mereka. Dulu kenapa tidak dipermasalahkan? Ini masyarakat harus tahu," ujar Nusron dalam keterangannya, Kamis (25/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Nusron menjelaskan terkait kejadian tahun lalu, di mana Presiden RI Joko Widodo berkampanye untuk Ganjar Pranowo.
"Monggo cek di berita, sekitar awal Juni tahun lalu, salah satu Ketua PDI Perjuangan meyakini bahwa Presiden Jokowi akan berkampanye untuk Ganjar. Bahkan beliau juga bicara aturan bahwa presiden boleh cuti untuk berkampanye," ungkapnya.
Soal isu etik dan moral, Nusron menegaskan penyusunan setiap Undang-Undang telah mempertimbangkan aspek etik dan moral. Selain itu, aturan dan Undang-Undang yang berlaku juga selalu menjadi acuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Ketika dalam UU Pemilu memperbolehkan kampanye tentu sudah ada pertimbangan variabel moral dan etika. Kalau melaksanakan aturan itu dianggap melanggar moral artinya semua pihak yang menyusun undang-undang itu dianggap tidak bermoral dan tak punya etika dong?," ucap Nusron.
"Undang-undang itu adalah cerminan konsensus antara rakyat melalui DPR dengan Pemerintah memegang mandat rakyat. Jadi bukan kata orang per orang, atau pihak per pihak, yang sekarang mungkin punya kepentingan karena sedang bersaing dalam kompetisi Pemilu." pungkas Nusron.
Simak juga 'PDIP soal Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak: Sudah Diprediksi':