Sekjen PSI Raja Juli Antoni menilai banyak data dan informasi yang tak tepat disampaikan peserta debat keempat Pilpres 2024. Raja Juli menepis anggapan bahwa tidak ada redistribusi tanah pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Banyak data dan informasi yang tidak tepat disampaikan pada debat calon wakil presiden yang lalu, terutama soal agraria/pertanahan," kata Raja Juli dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).
Jika melihat data, menurut Raja Juli, maka Presiden Jokowi adalah presiden yang paling serius mengurus tanah untuk rakyat. Raja menyebut data pendaftaran tanah di Indonesia mengalami kenaikan signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mas Gibran, capres 2, tepat mengemukakan data pendaftaran tanah di Indonesia yang mengalami kenaikan signifikan. Melalui PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap), layanan ATR/BPN yang dulunya hanya 500.000 per tahun, kini menjadi 10 juta per tahun. Hasilnya dari 46 juta tanah yang terdaftar sebelum pemerintahan Pak Jokowi, sekarang sudah 110,5 juta bidang tanah terdaftar," ucapnya.
Pendaftaran tanah, kata Raja, penting untuk memberikan kepastian hukum, mencegah dan menyelesaikan konflik agraria, dan mempersempit ruang gerak mafia tanah serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Tidak benar bahwa tidak ada redistribusi tanah pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan terjadi lonjakan redistribusi tanah untuk rakyat 9 tahun terakhir," ucapnya.
Sebagai perbandingan, Raja menjelaskan sejak UU PA disahkan pada tahun 1961 sampai dengan 2014 era Jokowi, jumlah tanah yang berhasil diredistribusi kepada rakyat berjumlah 2,79 juta bidang.
Jika dibandingkan dengan hanya 9 tahun masa kepemimpinan Jokowi, telah meredistribusi 2,96 juta bidang tanah. Bandingkan 53 tahun hanya 2,79 juta bidang dengan 9 tahun 2,97 juta bidang.
"Pak Presiden Jokowi juga presiden yang menempatkan Civil Society Organization (CSO) seperti KPA, Gema PS, SPI dll sebagai partner setara dalam menyelesaikan konflik agraria. Disepakati antara pemerintah dan CSO ada 70 Lahan Prioritas Reformasi Agraria (LPRA). Pada saat ini telah dapat diselesaikan 24 LPRA," sebut Raja.
"Warisan masalah agraria sangat kompleks. Namun 9 tahun kepemimpinan Pak Jokowi telah memperlihatkan komitmen dan keseriusan kerja yang luar biasa dalam menyelesaikan persoalan agraria. Dan oleh karena itu wajib dilanjutkan dan disempurnakan oleh pemimpin selanjutnya," imbuhnya.
(rfs/van)