Beredar di media sosial surat suara di Taiwan dalam keadaan tercoblos pada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara.
Dalam video viral yang dilihat, Jumat (19/1/2023), tampak dua orang pria memperlihatkan surat suara yang telah tercoblos, satu surat suara Pilpres 2024 dan satu lagi adalah surat suara Pileg 2024. Pada surat suara Pilpres 2024 sudah tercoblos di paslon Ganjar dan Mahfud.
Deputi Kanal Media TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Karaniya Dharmasaputra menegaskan tak ada pihak Ganjar-Mahfud yang melakukan pencoblosan surat suara tersebut. Sementara surat suara Pileg 2024 yang tercoblos di bagian PDI-Perjuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu dipertegas, tadi kan pertanyaannya kok yang dicoblos Ganjar-Mahfud? Yang ingin kami pertegas bahwa kami sudah mengecek bahwa itu tidak ada satupun dari pihak Ganjar-Mahfud lakukan pencoblosan. Itu pertama. Mohon itu dipertegas," kata Karaniya dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2024).
Karaniya menilai kubu Ganjar-Mahfud yang justru selama ini vokal mempersoalkan kejanggalan peredaran surat suara. Ia lantas menuding ada pihak yang hendak memutarbalikkan fakta.
"Kedua mohon teman-teman jangan lupa, kami lah yang mempersoalkan kejanggalan surat suara yang tiba-tiba kok beredar di Taiwan juga? Ini pertanyaannya adalah apakah ada pihak-pihak yang ingin membusukkan apa yang sebetulnya yang kami ungkap? Yang pertama ungkap dari pihak Ganjar-Mahfud. Lalu kok sekarang beredar yang dicoblos kok Ganjar-Mahfud? Silahkan teman-teman media menyimpulkan apa yang sebetulnya terjadi," tegasnya.
"Yang jelas faktanya dua, persoalan itu justru diungkap pertama oleh TPN Ganjar-Mahfud. Kedua tidak ada satupun pihak Ganjar-Mahfud yang melakukan itu. Justru kami yang mengangkat persoalan ini karena bisa menjadi masalah besar," sambungnya.
Di sisi lain, pihaknya telah berkomunikasi dengan spesialis pengawas pemilu di luar negeri. Menurutnya, para pengawas memiliki perhatian besar di momen pemilihan presiden tahun ini.
"Kami sudah bicara dengan teman-teman pengawasan pemilu, khususnya yang punya spesialisasi pengawas pemilu di luar negeri saya kira teman-teman mempunyai pengalaman besar pengawasan di luar negeri, memiliki concern yang sama besar dengan kami khususnya di pemilihan presiden kali ini," ucapnya.
Sementara Deputi Hukum TPN Todung Mulya Lubis mengaku khawatir adanya potensi penyalahgunaan kertas suara yang dikirimkan ke luar negeri. Menurutnya, ada ruang di mana kertas suara dikirimkan melebihi daftar pemilih.
"Saya nggak bisa katakan benar atau tidak tapi tapi ada ruang bisa menggunakan kertas suara itu melebihi jumlah suara sesuai daftar pemilih. Ini yang mungkin terjadi tapi saya tidak ingin berspekulasi. Saya cuman mengatakan ada suara yang bisa dipakai, bisa didulang karena hal-hal semacam ini bisa dilakukan," ucap Todung.
Di sisi lain, pihaknya telah berkomunikasi dengan KPU untuk menaati jadwal yang berlaku dan tak bermain-main terhadap surat suara.
"Kami sudah ketemu KPU, sudah mengingatkan KPU untuk stick pada aturan, stick pada jadwal, dan jangan bermain main dengan kertas suara karena satu suara ada nilainya, satu suara tak boleh dihilangkan. Tapi satu, dua atau lebih dari itu tidak boleh dimanipulasi," imbuhnya.
Simak Video 'Banyak Ditemukan Surat Suara Pemilu Rusak saat Penyortiran di KPU Lumajang':