Usai debat ketiga, debat pilpres akan dilanjutkan sesi keempat yang mempertemukan tiga cawapres pada Minggu 21 Januari 2024 mendatang. Debat ini akan membahas salah satunya mengenai masyarakat adat dan desa.
Menjelang debat keempat, Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran Budiman Sudjatmiko menggarisbawahi tekad pasangan calon nomor urut 2 tersebut untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa. Adapun caranya yaitu dengan memberdayakan pertanian di desa yang lebih berwawasan industri.
"Masyarakat desa bisa jadi pengelola industri pertanian. Perjuangan Prabowo-Gibran adalah mengubah masyarakat desa yang agraris menjadi masyarakat industri pertanian, yang dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri," jelas Budiman dalam keterangan tertulis, Kamis (18/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budiman menilai saat ini pola pertanian yang diterapkan masyarakat desa belum memenuhi kebutuhan pangan yang diikuti pertumbuhan penduduk Indonesia.
"Di samping kita masih kekurangan lahan panen, pola pertanian kita di tingkat desa masih sangat agraris. Kalau pertanian dikelola agraris ini hanya bisa untuk kebutuhan pribadi. Jadi kita masih mengimpor pangan," jelasnya.
Sebaliknya jika dalam masyarakat industri pertanian, lanjut Budiman, lahan yang ada bisa menghasilkan hasil yang melimpah.
"Dengan bantuan teknologi industri pertanian, termasuk teknologi digital, meski lahan yang sedikit hasil intensifikasinya sangat tinggi. Bahkan bisa menjadi eksportir pangan," jelasnya.
Budiman pun mencontohkan beberapa negara yang bisa melakukan hal tersebut, di antaranya Belanda, Jerman, Jepang, dan Korea.
"(Meski) memiliki lahan pertanian yang lebih kecil dari kita, namun mereka membangun modernisasi sektor pertanian di desa-desa. Diikuti oleh hilirisasi hasil pertanian tersebut, sehingga bisa menjadi eksportir pangan," jelasnya.
Baca juga: Menemukan Format Debat Pilpres yang Ideal |
Budiman memandang industrialisasi pertanian di tingkat desa bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat desa dengan membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun koperasi.
"Nantinya pengelolaan tidak dibagi lagi menjadi kecil-kecil. Tapi dengan koperasi berskala besar, dalam luasan lahan yang terkonsolidasi secara besar-besaran. Diikuti intervensi teknologi pertanian yang dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri Ini akan memaksimalkan potensi pertanian di pedesaan," jelas Budiman.
Pengelolaan lahan bersifat industri seperti ini, lanjut Budiman, akan mampu meningkatkan produksi pertanian menuju swasembada, bahkan melakukan ekspor pangan.
"Ini juga bisa membentuk lumbung pangan di daerah. Disamping kita membuat lumbung pangan nasional dalam bentuk food estate sebagai cadangan strategis ketahanan. Targetnya di komoditas tertentu nanti kita akan bisa mencapai swasembada, Bahkan jika terlewati kita bisa menjadi eksportir," pungkasnya.
Simak juga Video 'Mentan ke Jokowi: Bapak Presiden, Kami Keliling 11 Provinsi Keluhannya soal Pupuk':