Capres nomor urut 1 Anies Baswedan membeberkan misinya dalam bidang kesehatan. Anies ingin membangun akses kesehatan berkualitas menuju Indonesia yang adil dan makmur secara merata.
"Misi kami adalah membangun akses kesehatan berkualitas, salah satu jalan menuju Indonesia adil makmur untuk semuanya. Ketika ini dikerjakan, bapak, ibu sekalian, maka kita semua berusaha untuk mengikhtiarkan agar adil makmur itu untuk semua," kata Anies yang hadir secara virtual di acara Dialog Nasional Komunitas Profesi dam Asosiasi Kesehatan KOMPAK di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2024).
Anies lalu memaparkan potret ketimpangan di Indonesia. Dia mengatakan butuh waktu 10 tahun agar indeks pembangunan manusia (IPM) di Sumatera dan Jawa naik 5 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah potret ketimpangan yang ada di Indonesia, itu sebabnya mengapa kita misinya adalah adil makmur untuk semua, jangan adil makmur untuk sebagian. Bapak, ibu, bisa lihat IPM di kawasan Indonesia bagian timur ini jauh nilainya dengan Indonesia bagian barat. Sumatera dan Jawa itu di tahun 2022, 74 skor IPM-nya, lalu tahun 2013 Sumatera dan Jawa itu IPM 69, sekarang coba lihat kawasan timur di skornya di tahun 2022 itu 69. Jadi bukan selisih 5 poin, yang harus kita perhatikan selisih 10 tahun. Meraih 5 poin itu 10 tahun," ujarnya.
Dia mengatakan 64 persen dokter dan 74 persen rumah sakit berada di pulau Jawa dan Sumatera. Dia mengatakan 68 persen rumah tangga di luar Sumatera dan Jawa juga mengalami kesulitan akses rumah sakit.
"Lalu ketika sampai pada bidang kesehatan, maka kita akan lihat bahwa 64 persen dokter, 74 persen rumah sakit itu berada di pulau Jawa dan Sumatera, bahkan itu juga kalau kita cek menunjukkan 68 persen rumah tangga di luar Sumatera dan Jawa merasa kesulitan akses rumah sakit," ujarnya.
Anies mengatakan ketimpangan dan ketidakadilan tak boleh dibiarkan dan harus dikoreksi. Dia menilai peningkatan IPM merupakan salah satu cara untuk mempercepat pembangunan manusia di seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi bila kita tidak seriusi soal ini padahal IPM itu unsurnya adalah salah satu yang utama, kesehatan selain pendidikan, jadi dengan potret itu tidak ada pilihan lain bagi kita untuk mempercepat pembangunan manusia di seluruh wilayah Indonesia agar ketertinggalan bisa segera dikoreksi dan maju bersama jangan maju sebagian," ujarnya.
(mib/idn)