Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie bicara soal swing voters yang jumlahnya masih cukup banyak jelang pemilu. Dia berpendapat kalau swing voters itu orang yang tidak bisa menentukan untuk memilih paslon Prabowo-Gibran atau Ganjar-Mahfud.
Hal itu disampaikan Grace dalam talkshow di Brizola, Jalan Tirtayasa Raya, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2023). Grace awalnya bicara elektabilitas Anies-Cak Imin adalah suara yang tidak menyukai kinerja pemerintahan Jokowi saat ini, sehingga menginginkan perubahan.
Grace mengambil contoh orang yang tidak suka dengan kinerja Jokowi yakni 20%. Dia menyebut suara itu lah yang memilih Anies-Cak Imin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayanya sih kalau ada yang hari ini mungkin ya dugaan saya karena yang jelas-jelas agendanya perubahan itu kan nomor 1, ya akan. Jadi kalau misalnya nggak puas dengan kinerja Pak Jokowi hanya 20% dan memang suara Anies sekitar segitu. Kayanya sih kalau orang nggak suka dengan Pak Jokowi ya udah tau deh, dia bukan swing voters ya. Rasanya ya. Analisanya," kata Grace.
Grace lantas mengatakan swing voters bukan lagi pemilih Anies-Cak Imin. Swing voters menurutnya, orang yang bingung untuk menentukan pilih paslon 2 atau 3.
"Harusnya jadi swing itu adalah orang yang tidak bisa menentukan gua tuh 2 atau 3. Ya ngga? Make sense kan? Dan begitu kita tau hal-hal yang nanti akan kita bahas lebih lanjut gitu ya, itu bisa membuat orang, 'oh gitu ya', oh kalau gitu gua 2," lanjut Grace.
Grace lantas menyinggung hal-hal yang membuat swing voters bingung memilih paslon 2 atau 3. Namun, menurut Grace jika pendukung Prabowo-Gibran bisa menjelaskan dengan rinci apa yang sebenarnya maka swing voters akan menjatuhkan pilihan ke paslon 2 tersebut. Oleh karena itu lah, dia menyebut peran pendukung untuk menjelaskan yang sebenarnya sehingga mematahkan keraguan swing voters.
"Misalnya tentang komitmen untuk melanjutkan itu ada di 2, terus misalkan cerita yang nggak banyak orang tahu tapi adalah sebuah fakta sejarah, bahwa dulu yang support Pak Jokowi waktu mau nyalon gubernur itu dan harus ikut fit dan proper test di partainya sendiri itu justru dia nggak dapat kartu hijau, lampu hijau dari partainya karena ditanyain soal cukup nggak finansial kamu. Yang support, back up finansialnya Pak Jokowi adalah pak Prabowo ketika itu," ujarnya.
"Kemudian kalau ngomongnya sama orang-orang yang minoritas kaya saya ya harus bisa menjawab tentang isu 98. Jadi kalau hal-hal ini diclearkan mereka akhirnya bisa oke deh mantep, karena ini sebenarnya ada kok kecintaan mereka pada Pak Jokowi. Cuma biasanya terhambat dengan isu 98, isu HAM, atau pernah dengan kelompok radikal. Nah isu-isu ini yang menjadi barrier orang-orang untuk clear antara 2 atau 3. Nah itu yang harus diclearkan," lanjutnya.
"Menurut analisaku sih mereka yang swing ini belum bisa firm antara 2 atau 3. Makanya kita harus bisa menjawab isu-isu yang menjadi concern mereka supaya mereka firm 2 atau 3," lanjut Grace.
Grace yakin swing voters memiliki keraguan memilih 2 atau 3. Sebab, paslon 1 sudah memiliki agenda yang berseberangan.
"Karena kayanya 1 sih udah nggak usah ragu-ragu lah kalau orang ke 1. Harusnya ya. Kan jelas, bener-bener opposite agendanya. Jadi semoga di sini semuanya harus jelas," ujarnya.
Simak juga Video 'Grace Natalie Hampiri Moderator Debat, Kaesang: Biasa Lah':