Rencana Prabowo Impor 1,5 Juta Sapi dan Respons Kubu Rival

Rencana Prabowo Impor 1,5 Juta Sapi dan Respons Kubu Rival

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 07 Jan 2024 07:05 WIB
Prabowo Subianto elus anak sapi New Zealand (Instagram Prabowo)
Foto ilustrasi: Prabowo Subianto elus anak sapi New Zealand (Instagram Prabowo)

Respons kubu rival

Kubu rival Prabowo, yakni capres Ganjar Pranowo, memahami itu sebagai cita-cita Prabowo. Menurut Ganjar, lebih baik berdikari dalam bidang ekonomi ketimbang impor.

"He-he impornya kapan itu? Cita-citanya kali ya? Lebih baik kita bicara kemandirian ekonomi kita dan bagaimana kita punya breeding sendiri, mengembangkan sendiri dan kita bisa berproduksi sendiri," kata Ganjar usai kampanye bersama Forum Betawi Rempug dan Ikatan Keluarga Madura di Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (6/1) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Foto: Kurniawan Fadilah/detikcom

Ganjar menjelaskan kegiatan impor bakal menguntungkan pihak tertentu. Dia juga menyebut kegiatan impor membuat negara menjadi ketergantungan akan negara lain.

"Kalau impor kan banyak orang yang masuk. Dan inilah yang membikin seringkali kita sangat bergantung dalam soal pangan ke dunia lain. Maka kita tunjukkan bahwa kita mesti serius urus soal politik pangan ini, nggak bisa cuma setengah-setengah," ungkap Ganjar.

ADVERTISEMENT
Cak Imin di Jombang, Jawa Timur (Annisa Aulia/detikcom)Cak Imin di Jombang, Jawa Timur (Annisa Aulia/detikcom)

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga tidak setuju dengan ide Prabowo. Pendamping capres Anies Baswedan ini menilai kebijakan impor 1,5 juta sapi bisa menguntungkan pihak tertentu saja.

"Jangan tiba-tiba bikin program yang untung adalah yang impor," kata Cak Imin di Jombang, Sabtu (6/1).

Menurutnya, program ini harus terintegrasi demi meningkatkan kebutuhan protein rakyat. Caranya bukan impor sapi, tapi meningkatkan pertanian di dalam negeri. Lagipula, susu bukanlah satu-satunya sumber gizi yang dapat diakses.

"Protein nggak harus susu malah informasinya, susu itu persentase kesukaan masyarakat terhadap susu juga tidak sepenuhnya. Saya lupa persentasenya. Kemudian tingkat kecenderungan alergi susu juga banyak. Jadi protein harus benar-benar dipilih pada yang sesuai," kata Cak Imin.


(dnu/dnu)



Hide Ads