Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kelangkaan pupuk disebabkan karena perang antara Rusia dan Ukraina selaku produsen bahan baku pupuk. Ganjar mengatakan bahwa bahan baku bisa didapat dari negara lain.
"Ada sumber bahan pupuk yang dari negara lain kok," kata Ganjar kepada wartawan di Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
Meski begitu, Ganjar ingin Indonesia memproduksi pupuk secara mandiri. Terlebih Indonesia kata Ganjar memiliki sumber gas yang bisa diprioritaskan untuk memproduksi pupuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau intinya kan beberapa materinya adalah gas, maka sumber-sumber gas yang ada di Indonesia ini bisa kita prioritaskan untuk pupuk itu," ujarnya.
"Beberapa yang lain kan kita bisa, dalam hubungan dagang luar negeri kita, mengajak partnership dengan mereka, mutual kegiatannya, dan kemudian kita bisa menggunakan pola-pola kerja sama untuk bersama-sama," lanjut Ganjar.
Sebelumnya Jokowi bicara dunia yang sedang mengalami krisis pangan. Hal itu membuat harga-harga pangan pokok pun juga mengalami kenaikan pesat di seluruh dunia.
"Perlu saya sampaikan bahwa dunia sekarang ini sedang krisis pangan. Di semua negara sekarang ini terjadi krisis pangan, harga pangan naik semua negara," kata Jokowi dilihat di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/12).
Menurutnya, semua negara kesulitan, saat sedang memperbaiki ekonomi karena pandemi kini malah dihantam krisis pangan. Perubahan iklim menurutnya menjadi salah satu faktor utama krisis pangan.
"Pandemi belum selesai, memperbaiki ekonomi belum selesai, masuk ada perubahan iklim, sehingga ada gelombang panas panjang yang menyebabkan banyak gagal panen," papar Jokowi.
Untuk Indonesia sendiri masalah bertambah saat perang pecah antara Ukraina dan Rusia. Jokowi mengatakan perang yang terjadi di Eropa dampaknya bisa merembet ke petani di Indonesia.
Pasalnya, 5 pabrik pupuk yang ada di Indonesia sejauh ini bertumpu pada Ukraina untuk memenuhi bahan bakunya. Ketika Ukraina habis-habisan diserang, produksi bahan baku pupuk menjadi berhenti. Akhirnya produksi pupuk berkurang, pasokannya di pasar berkurang, harganya juga naik.
"Perang di Ukraina dengan Rusia kenapa berdampak pada petani? Karena 5 pabrik pupuk yang kita miliki, 5 industri pupuk yang kita miliki bahan bakunya dari Rusia Dan Ukraina, karena perang kapalnya tidak bisa membawa bahan pupuk untuk berlabuh," jelas Jokowi.
"Jadi pupuknya langka dan harganya naik, ada problem di sana supaya kita tahu ini ada permasalahan apa," sebutnya.
Simak juga 'Akui Ada Kebocoran Distribusi Pupuk Subsidi, Jokowi: Akan Diawasi':