Survei terbaru dari Center for Political Communication Studies (CPCS) menampilkan elektabilitas pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dari paslon lain. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 51,7 persen.
Survei CPCS dilakukan pada 7-14 Desember 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error Âą2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Elektabilitas pasangan nomor urut 2 naik dari 50,3 persen (November) dan kini mencapai 51,7 persen, elektabilitas Anies-Cak Imin mencapai 21,8 persen, terpaut tipis dari Ganjar-Mahfud sebesar 21,3 persen," kata peneliti senior CPCS Hatta Binhudi dilansir Antara, Minggu (24/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies-Cak Imin mengalami tren peningkatan elektabilitas 15,8% pada Oktober, sementara Ganjar-Mahfud melorot tajam dari sebelumnya mencapai 30,6%.
"Prabowo-Gibran diperkirakan bakal memenangkan Pilpres dalam satu putaran, disusul Anies-Cak Imin yang saat ini menempati posisi runner-up," ungkap Hatta Binhudi.
Elektabilitas Prabowo-Gibran yang menjulang lebih dari 50 persen dan berjarak cukup jauh dari lawan-lawannya. Hal ini membuat kemungkinan Pilpres 2024 berjalan satu putaran.
"Dengan masa kampanye yang sangat pendek, tersisa kurang dari dua bulan lagi, agak sulit bagi Anies-Cak Imin ataupun Ganjar-Mahfud untuk bisa mengejar ketertinggalan dari Prabowo-Gibran yang saat ini unggul jauh," ucap Hatta.
Kemungkinan yang bakal terjadi, terang Hatta, adalah perebutan peringkat kedua antara Anies-Cak Imin dengan Ganjar-Mahfud.
"Ganjar-Mahfud yang sebelumnya cukup jauh mengungguli Anies-Cak Imin kini malah tersalip," jelas Hatta.
Merosotnya elektabilitas Ganjar-Mahfud, ujar Hatta, sepertinya sudah ditangkap oleh elite PDIP.
"Kubu Ganjar dan PDIP mulai mengurangi intensitas serangan terhadap Presiden Jokowi dan memfokuskan pada Prabowo-Gibran," jelas Hatta
"Apakah perubahan strategi bisa mengembalikan posisi Ganjar-Mahfud, atau sudah terlambat, masih harus dilihat dalam beberapa waktu ke depan," pungkas Hatta.
(isa/fjp)