Mahfud Diserang dan Dibela Buntut 'Diplomat Titipan Partai'

Mahfud Diserang dan Dibela Buntut 'Diplomat Titipan Partai'

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 24 Des 2023 06:02 WIB
Dalam debat Cawapres 2024 Mahfud Md mengatakan rekrutmen para diplomat RI harus ditinjau ulang. Dia menyinggung terkadang para diplomat itu ada titipan dari partai.
Mahfud Md. (Andhika Prasetia/detikcom)

Serangan

Serangan muncul dari kubu rival. Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Bobby Adhityo Rizaldi, menyebut Mahfud kelewat curiga terhadap pola perekrutan diplomat. Dia menyerang lewat pantun singkat soal Jaka Sembung.

"Iya menurut saya 'Jaka Sembung, nggak nyambung'. Prof seharusnya fokus pada programatik diplomasi ekonomi sesuai pertanyaan. Prof terlalu curiga terhadap semua proses administratif sehingga tidak fokus pada gagasan arah kepemimpinan diplomasi ekonomi," kata Bobby saat dihubungi, Sabtu (23/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Komisi I DPR RI ini menyebut rekrutmen para diplomat pastinya memperhitungkan kapasitas. Dia juga menyebut ada pelatihan diplomat yang bukan berasal dari latar belakang diplomat. Tak ada salahnya pula soal asal-usul diplomat adalah parpol.

"Capres dan cawapres saja didukung parpol. Masing-masing ada porsinya, jangan semua dicurigai dengan tagline KKN, intervensi, titipan, membangun ketidakpercayaan terhadap kapasitas penyelenggara negara. Prof terlalu sibuk melabeli atribut dengan diksi-diksi pintar tidak pintar, bersih tidak bersih dan seterusnya, daripada fokus menyampaikan gagasan programatiknya yang detail," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Politikus Golkar yang duduk sebagai Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafidz, menilai kinerja para diplomat justru sudah meningkat. Diplomat bukanlah titipan parpol semata melainkan mendapat pertimbangan parpol-parpol di DPR. Diplomat ditunjuk Presiden.

"Bahasa yang tepat sebetulnya juga pemberian pertimbangan ya, DPR bukan memberi persetujuan. Duta besar itu ditunjuk oleh Presiden dan jika berkaca kepada peran Indonesia baik di PBB, G20, APEC, Asean dan lainnya, Duta besar-duta besar yang ditunjuk berhasil menunjukan kinerja baiknya," kata Meutya.

Dubes RI untuk Panama merangkap Honduras-Kosta Rika-Nikaragua, Sukmo Harsono (Dok. Sukmo Harsono).Dubes RI untuk Panama merangkap Honduras-Kosta Rika-Nikaragua, Sukmo Harsono (Dok. Sukmo Harsono).

Duta Besar berlatar belakang parpol juga melancarkan serangan ke Mahfud. Adalah Sukmo Harsono, eks Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) yang menjadi Dubes RI untuk Panama, menyatakan pernyataan profesor hukum tata negara itu salah.

"Menanggapi Prof Mahfud bahwa Diplomat perlu diperbaiki, karena seolah menurun karena ada titipan Parpol adalah sebuah kekeliruan besar," kata Sukmo Harsono.

Sukmo menyebut diplomat yang berlatar belakang dari parpol justru memiliki pola dan pemikiran yang out of the box. Selain itu, Sukmo meyakini Kementeruan Luar Negeri (Kemlu) telah sesuai menempati diplomat karir yang dimiliki.

"Saat ini yang diperlukan adalah porsi anggaran untuk Kemlu harus ditingkatkan secara signifikan agar anggran tidak habis terserap hanya untuk operasional. Termasuk sistem kerja diplomat yang harus lebih lentur dalam penggunaan anggaran walaupun tetap harus sesuai peraturan. Jadi Prof Mahfud agar tidak mendikotomi antara diplomat karier dan non karier khususnya dalam hal diplomasi ekonomi," ujarnya.

Simak Video 'Sorotan Mahfud Md soal 'Diplomat Titipan Partai' di Debat Cawapres':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman selanjutnya, pembelaan untuk Mahfud:




Hide Ads