LSI Denny JA Ungkap Responden yang Puas ke Jokowi Sebagian Pergi dari PDIP

LSI Denny JA Ungkap Responden yang Puas ke Jokowi Sebagian Pergi dari PDIP

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 19 Des 2023 17:13 WIB
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas.
Hanggoro Doso Pamungkas (Foto: dok. Istimewa/tangkapan layar YouTube LSI Denny JA)
Jakarta -

Survei LSI Denny JA menunjukkan sebagian responden yang puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) pergi dari PDIP. LSI Denny JA menyebut sebagian pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi pindah ke Gerindra.

Dalam survei LSI Denny JA kali ini, Gerindra memperoleh elektabilitas 19,5%, disusul oleh PDIP 19,3%. Survei ini digelar pada 20 November-3 Desember 2023 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2.9%.

Survei dilakukan wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner. Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisis dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, menjelaskan alasan perubahan elektabitas PDIP dan Gerindra. Dia kemudian menyinggung efek Jokowi.

"Mengapa PDIP menurun sementara Gerindra menaik atau meningkat? Kita lihat alasannya kenapa, kalau kita lihat tracking surveinya mulai dari bulan Juni, Agustus hingga November 2023, mereka yang puas kepada kinerja Jokowi itu secara konsisten menurun dari PDIP," kata Hanggoro dalam rilis survei LSI yang disiarkan di YouTube LSI Denny JA, Selasa (19/12/2023).

ADVERTISEMENT

Hanggoro menyebut elektabilitas PDIP ini dipengaruhi oleh serangan terhadap Jokowi. Sehingga, kata dia, pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi pergi dari PDIP.

"Ini terjadi akibat serangan-serangan PDIP ke Jokowi, mereka yang puas ke Jokowi sebagian pergi dari PDIP. Pada bulan Juni yang lalu masih 34,6%, kemudian Agustus 28,8%, pada bulan November yang puas atau cukup puas dengan kinerja Jokowi hanya 21,4% yang memilih PDIP," tutur dia.

"Serangan-serangan yang menyampaikan seperti neo-Orba dan isu penegakan hukum yang bernilai 5 oleh Ganjar, kemudian isu dinasti dan lain-lain, ini mengakibatkan turunnya pemilih yang puas kepada kinerja Jokowi berpindah dari PDIP dan beralih ke yang lainnya," lanjutnya.

Hanggoro kembali mengungkit batalnya Piala Dunia U-20. Dia menyebut hal itu tidak hanya berpengaruh ke tokoh di PDIP, tetapi juga ke partai.

"Alasan yang kedua, kita temui bahwa pada survei yang lalu ternyata menolak piala dunia bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster, maupun Megawati tetapi juga PDIP, dianggap pihak yang turut serta menolak piala dunia kala itu, ini salah satu alasan kenapa PDIP menurun," katanya.

"Kemudian ketika PDIP menjadikan presiden sebagai petugas partai, ini tidak sesuai dengan mayoritas kehendak masyarakat, di mana kita tanyakan kepada masyarakat dalam data survei LSI mayoritas itu kurang setuju, 69,9% menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sema sekali, yang setuju dan sangat setuju hanya 17,5%," sebut Hanggoro.

Simak Video 'Survei LSI Denny JA: Gerindra dan PDIP Bersaing Ketat':

[Gambas:Video 20detik]



Selengkapnya pada halaman berikut.

Hanggoro juga menyebut ada perpindahan responden yang puas dengan Jokowi ke Gerindra. Dia kemudian menjabarkan elektabilitas Gerindra dari Juni hingga November.

"Kemudian pindahnya puas terhadap Jokowi ke Gerindra. Kalau tadi PDIP menurun puas terhadap kinerja Jokowi, justru terbaliknya pada Gerindra. Gerindra yang pada pemilih Jokowi yang puas ada 79,1%, dari yang puas ini pada bulan Juni yang lalu Gerindra hanya mendapatkan 9,4%, namun pada Agsutus meningkat menjadi 14,7% dan November ini justru semakin meningkat menjadi 21,7%," katanya.

"Jadi pemilih yang puas terhadap kinerja presiden ini semakin besar pilihannya ke Gerindra dibandingkan dua survei sebelumnya," imbuhnya.

Alasan lain elektabilitas Gerindra naik disebutnya karena faktor personal Prabowo Subianto. Dia menyebut Prabowo sebagai capres dan ketum partai mempengaruhi elektabilitas Gerindra.

"Tak kalah pentingnya faktor personal Prabowo juga mempengaruhi Gerindra yang meningkat dibandingkan dengan PDIP yang menurun. Kita ketahui bahwa Prabowo selain capres juga sebagai ketua partai, dan ini memberikan dampak elektoral kepada Partai Gerindra," lanjutnya.

(lir/gbr)



Hide Ads