Mahfud Md yang merupakan cawapres nomor urut 3 bercerita dirinya pernah menolak ajakan PKS untuk menjadi cawapres Anies Baswedan. NasDem memastikan tak pernah ada tawaran itu.
"Saya malah nggak tahu kalau Pak Anies atau Koalisi Perubahan pernah meminang Pak Mahfud secara serius. Saya rasa sih nggak pernah ada ya," ujar Bendahara Umum (Bendum) NasDem Ahmad Sahroni kepada wartawan, Senin (18/12/2023).
Sahroni menyebut harusnya mengecek tawaran tersebut dari siapa saja. Karena, banyak sekali tawar menawar khususnya terkait posisi cawapres beberapa bulan yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soalnya di masa cari pasangan kemarin itu, banyak lah kegiatan tawar menawari. Saya aja sempat ditawari jadi cawapres, cuma ya nggak jelas tawarannya," kata Sahroni.
Mahfud sendiri menyebut ia menolak tawaran Anies karena tak ingin memecah belah Koalisi Perubahan. Terlebih kala itu, Demokrat juga menyodorkan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi pendamping Anies.
"Tapi ya kalau alasan pak Mahfud menerima Pak Ganjar hanya karena tak ingin memecah belah koalisi ya sangat disayangkan ya. Saya mengira alasannya karena kesamaan visi misi kebangsaan, ternyata bukan," lanjutnya.
Sebetulnya, Mahfud menyebutkan ia menerima pendamping Ganjar karena setuju dengan visi misi PDIP. Kala itu ia diminta oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk menjadi cawapres Ganjar.
Mahfud Ungkap Alasan Tolak Jadi Cawapres Anies
Mahfud membeberkan cerita menolak pinangan menjadi cawapres Anies itu dalam kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023). Mahfud pertamanya menjelaskan alasan menolak pinangan Anies.
"Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, 'Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?" kata Mahfud.
"Saya bilang waktu itu tidak. Kenapa? Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi," lanjutnya.
Mahfud yang merupakan bagian dari pemerintah, khawatir dituduh memecah belah. Sebab, apabila Mahfud masuk dan Demkorat keluar, maka koalisi tidak memenuhi syarat pengajuan capres.
"Yang kedua, kita belum bicara visi. Apa yang mau diperjuangkan oleh Anies dan Nasdem? Belum pernah bicara. Sehingga saya katakan tolak. Jangan sampai menuduh Pak Jokowi menyusupkan orang ke situ agar pecah, saya yang menjamin pada publik bahwa pemilu ini akan jadi dan Pak Anies tidak boleh ada yang menghalanginya, agar Pak Anies tidak terhalang mencalonkan, saya tidak mau jadi wakilnya agar koalisinya tidak solid," jelasnya.
Simak juga 'Serba-serbi Debat Cawapres Pekan Ini':