Panas Setelah Anies Singgung Ordal, TGUPP Dibawa-bawa

Panas Setelah Anies Singgung Ordal, TGUPP Dibawa-bawa

Tim detikcom - detikNews
Senin, 18 Des 2023 07:38 WIB
Momen Anies Berbicara Perdana di Panggung Debat Pilpres 2024
Anies Baswedan. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat bicara soal fenomena orang dalam atau ordal di Indonesia saat debat Pilpres 2024 perdana. Pernyataan Anies itu berujung Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta era 2017-2022 dibawa-bawa.

Anies di panggung debat perdana pada Selasa (12/12/2023) menyebut bagaimana menyebalkannya fenomena orand dalam. Menurutnya 'ordal' menyebabkan etika luntur.

"Fenomena ordal ini menyebalkan, di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal (orang dalam). Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau jadi guru ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau dapat tiket konser ada ordal, ada ordal di mana-mana yang membuat meritokratik nggak berjalan, yang membuat etika luntur," kata Anies di panggung debat, Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies menegaskan bahwa fenomena ini bisa merusak tatanan negeri ini.

Mantan Jubir Sindir TGUPP

ADVERTISEMENT

Mantan juru bicara (jubir) Anies-Sandi saat Pilgub DKI Jakarta 2017, Anggawira, menilai Anies lupa dengan sejarah soal pernyataannya 'ordal'. Anggawira menyinggung saat Anies menjabat gubernur Jakarta menempatkan 'ordal' di sejumlah instansi, salah satunya di TGUPP.

Sebagai mantan jubir Anies-Sandi Pilgub DKI Jakarta 2017 silam, Anggawira mengaku paham dan melihat bahwa yang disampaikan Anies dalam debat capres perdana tidaklah sesuai.

"Bahkan bukan hanya di TGUPP karena di dalam penentuan komisaris di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ada orang-orang dalam, dan timses yang masuk," jelas Anggawira pada keterangannya, Sabtu (16/12/2023).

"Mas Anies saat menjabat Gubernur juga ada orang-orang di dekatnya yang masuk menjabat posisi-posisi 'orang dalam' seperti di Komisaris LRT Jakarta, BUMD PT Jakpro (Jakarta Propertindo), itukan orang dekat Mas Anies apalagi yang di TGUPP, 'orang dalam semua'," sebut Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju tersebut.

Anggawira menyebut nama Geisz Chalifa, orang dekat Anies yang pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PPJA). Lalu, Anggawira menyinggung nama Thomas Lembong yang juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol.

Selain itu, Anggawira menyinggung nama Usamah Abdul Aziz yang disebut orang dekat Anies yang menjadi Anggota TGUPP DKI. Orang dekat Anies lainnya yang disebut adalah Rene Suhardono Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Anggawira menganggap pernyataan Anies soal 'ordal' merupakan bumerang karena apa yang dikatakan Anies dalam debat dinilai dilakukan oleh Anies saat menjabat sebagai Gubernur DKI.

"Saya melihatnya menjadi bumerang. 'Orang dalam' ini kan seperti terpercik muka sendiri jadinya," tegas Anggawira.

Selain itu, Anggawira juga mengatakan bahwa demokrasi yang buruk seperti dibilang Anies juga dianggap blunder. Anggwira menilai Anies tidak akan menjadi gubernur jika demokrasi tidak berjalan, seperti yang sama dikatakan Prabowo Subianto dalam debat.

"Mas Anies juga menyindir-nyindir sekarang tidak demokratis, kalau tidak demokratis berarti dia tidak jadi gubernur. Mas Anies dalam memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi dan opini saja tanpa fakta," kata Anggawira.

Kubu Anies-Cak Imin Nilai Kritik Anies Dibelokkan

Jubir AMIN Tatak Ujiyati menyentil balik Anggawira. Tatak menerangkan, fenomena 'ordal' yang disinggungAniesyakni soal praktik kolusi korupsi nepotisme (KKN).

"Fenomena ordal, orang dalam, yang dikritik Mas Anies itu adalah praktik kolusi korupsi nepotisme. Di mana orang yang berkuasa merekrut atau mempromosikan keluarga dan atau orang-orang dekatnya ke posisi-posisi kunci tanpa mempertimbangkan kompetensi, pendidikan, dan keahlian mereka," ujar Tatak, kepada wartawan, Minggu (17/12/2023).

"Anggawira sengaja membelokkan fakta untuk mengaburkan substansi kritik Anies atas praktik ordal yang sarat kepentingan personal," sambungnya.

Tatak mengatakan jika seseorang memiliki kompetensi hingga keahlian mumpuni, tidak masuk dalam kategori 'ordal' yang dikritik Anies. Tatak lalu mencontohkan jabatan Menteri yang ditunjuk Presiden.

"Orang-orang yang dipilih Pak Anies untuk membantu dilihat dari latar belakang pendidikan, kompetensi dan keahlian mereka," katanya.

Tatak juga merupakan mantan TGUPP Anies. Dia mengatakan di era Anies, TGUPP pernah diisi oleh mantan pimpinan KPK, mantan Wakapolri, pimpinan LBH, arsitek, hingga dokter. Anies, lanjut Tatak, juga kenal secara personal dengan sosok yang diangkat sebagai anggota TGUPP.

"Untuk jabatan di BUMD, Pak Anies menerapkan sistem seleksi ketat. Rekrutmen dilakukan terbuka dan ada tim penilai independen yang memberi penilaian dan rekomendasi terhadap para pelamar. Jadi keputusan pengangkatan direksi dan komisaris BUMD dilakukan secara akuntabel," tuturnya.

Simak Video 'Reaksi Prabowo Saat Anies Bicara Fenomena 'Orang Dalam' Menyebalkan':

[Gambas:Video 20detik]



Sindiran TGUPP Rangkap Jabatan Komisaris

Anggawira kemudian mengungkit soal mantan TGUPP yang merangkap komisaris BUMD. Dia mengatakan, Tatak salah satu ordal Anies yang rangkap jabatan.

"Bu Tatak kan juga orang dalam, ordal kan, TGUPP yang merangkap juga komisaris LRT, terus dipecat kan. Jadi apalagi yang harus kita komentarin, kan sudah terang-benderang kok, clean dan clear kok," kata Anggawira.

Anggawira kemudian mempertanyakan soal syarat dan kompetensi dalam proses rekrutmen TGUPP dan komisaris BUMD. Dia meminta agar Anies tidak naif.

"Bahwasanya rekrutmen TGUPP itu kan apa kompetensinya? Ada proses juga kan, suka-suka Mas Anies aja kan. Dan penempatan mereka dalam BUMD-BUMD memang ada parameternya?" kata Anggawira.

"Geisz Chalifah , Komisaris Ancol, apa parameternya, misal contoh ya. Jadi saya rasa nggak usah naif juga maksud saya.Ngono ya ngono, ning ojo ngonolah, kira-kira gitu," imbuhnya.

Anggawira menekankan masing-masing pihak punya kepentingan terkait isu ordal dan TGUPP ini. Begitu juga, kata dia, Tatak Ujiyati memiliki kepentingan.

"Ya masing-masing kita punya kepentingan, Bu Tatak juga punya kepentingan juga, tapi saya ingin memberikan klarifikasi juga secara detail. Pasti masing-masing kita punya perspektif, cara pandang kita pasti dengan positioning kita saat ini," katanya.

Anggawira menegaskan bahwa dia pernah menjadi juru bicara Anies dan Sandiaga. Karena itu, dia mengklaim mengetahui terkiat orang dekat Anies yang menjadi komisaris di BUMD.

"Tapi saya juru bicara Anies-Sandi pada waktu itu dan saya juga orang yang mengetahui secara langsung yang boleh dicek aja latar belakang orang-orang dekat Mas Anies yang menjadi komisaris di BUMD-BUMD," sebut dia.

Lebih lanjut, Anggawira menyarankan Anies untuk mengkritisi diri sendiri sebelum menilai orang lain. Walaupun, kata dia, mengkritik hak seseorang.

"Seharusnya Anies Baswedan kritis terhadap dirinya sendiri, sebelum dia mengkritisi orang lain dia berkaca dan kritis terhadap dirinya sendiri. Nggak apa-apa, ya sah-sah aja, cuma dia juga harus kritis terhadap dirinya sendiri juga, sebelum dia berbicara terhadap orang lain juga," tutur dia.

Saksikan juga Sosok pilihan minggu ini: Mutia Ribowo, Seniman Penyembuh Jiwa

[Gambas:Video 20detik]

(idn/idn)



Hide Ads