Temui Para Kader Wanita PDIP di Solo, Siti Atikoh Bicara Peran Ibu

Temui Para Kader Wanita PDIP di Solo, Siti Atikoh Bicara Peran Ibu

Devi Puspitasari - detikNews
Senin, 18 Des 2023 00:00 WIB
Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, di Solo
Foto: Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, di Solo (Devi/detikcom)
Jakarta -

Istri calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, menemui belasan ribu kader wanita PDIP di Solo, Jawa Tengah (Jateng). Dalam sambutannya, Siti Atikoh bercerita pengalamannya menjadi wartawan.

Diketahui, ribuan kader perempuan PDIP dan kelompok relawan memadati Benteng Vastenburg, Solo, Jateng. Turut hadir Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo.

Sebelum menaiki panggung, Siti Atikoh bersalaman dengan dengan para peserta kegiatan. Kelompok disabilitas juga disalami dan berswafoto. Saat di atas panggung, FX Rudy menyampaikan kepada Atikoh bahwa belasan ribu peserta acara yang hadir ini adalah pejuang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah srikandi-srikandi dari Solo. Solo itu pejuang sejati," kata FX Rudy, di Solo, Jateng, Minggu (17/12/2023).

Pada kesempatan yang sama, Atikoh menyampaikan dirinya yakin perempuan yang hadir di lokasi memiliki mental baja. Atikoh bersyukur bisa bertemu dan menyapa mereka.

ADVERTISEMENT

"Hari ini berada di tengah-tengah teman-teman semua pejuang-pejuang yang luar biasa," kata Atikoh.

Atikoh kemudian menceritakan dirinya pernah bekerja sebagai wartawan di Solopos pada 1997. Menurutnya, menjadi wartawan memberikannya pengalaman yang luar biasa karena mengetahui dan melihat langsung segala aspek kehidupan. Isu perempuan, kata Atikoh, selalu menarik perhatiannya.

"Saya setiap hari keluar masuk pasar-pasar di situ saya berdialog dengan para pedagang terutama pedagang perempuan, bagaimana mereka bisa survive," ujarnya.

Atikoh menganggap kondisi pedagang perempuan pada zaman dulu masih relevan untuk dibahas saat ini. Dia menolak dengan tegas bahwa perempuan memiliki fungsi 3M, macak (merias), masak (memasak), manak (melahirkan).

"Enggak, tidak, karena tahun 1998 sudah begitu perjuangannya. Kita harus banyak sekali dilakukan, salah satunya ibu di rumah menjadi madrasah anak pertama, di lingkungan pasti di sini banyak yang aktif di posyandu," jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Atikoh, pekerjaan yang harus diselesaikan perempuan secara kolektif yakni bagaimana berkontribusi untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

"Kita harus bisa mengedukasi juga bahwa perempuan itu harus disayangi, harus dilindungi, kita juga harus bisa bagaimana anak-anak saat mengakses internet itu terlindungi tidak menjadi korban bullying, tidak menjadi mangsa para predator," tuturnya.

Atikoh mengajak perempuan bisa bergandengan tangan untuk membangun bangsa dan negara tercinta ini. Menurutnya, kebersamaan ini harus dilanjutkan mengingat perjuangan perempuan masih panjang sekali.

"Dalam momen yang berbahagia ini saya ingin mengucapkan selamat Hari Raya ibu, untuk ibu-ibu yang luar biasa ini yang selalu penuh semangat untuk bisa memberikan yang terbaik bagi diri sendiri keluarga bangsa dan negara tercinta," tegas Atikoh.

(maa/maa)



Hide Ads