Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembelian pupuk subsidi menggunakan KTP asalkan tertulis pekerjaan sebagai petani. Jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Patria Ginting, mengatakan hal tersebut memiliki kesamaan dengan program yang ditawarkan Ganjar-Mahfud.
"Kalau apa yang disampaikan oleh Pak Presiden Joko Widodo terkait bagaimana dia mau mengembangkan soal e-KTP dengan apa yang disampaikan Pak Ganjar dan Pak Mahfud dalam ini (program), sebenarnya kalau dilihat itu sama. Intinya bagaimana lebih sederhana, lebih nggak nyusahin rakyat, lebih cepat," ujar Patria di Media Center TPN, Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023).
Patria pun berkelakar bahwa Jokowi melihat dokumen visi misi dari Ganjar-Mahfud. Sebab, program tersebut sangat mirip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kami itu pada saat kemarin pak presiden Jokowi kunker dan bicara bagaimana di beberapa tempat tinggal pakai KTP nggak perlu kartu tani, kami tuh ya kayak 'Ih jangan-jangan Pak presiden nih melihat dokumen visi misinya kami lagi'," tuturnya
Patria mengatakan yang mengerti dan satu arah pikiran dengan Jokowi adalah Ganjar dan Mahfud. Sehingga, sosok yang bisa mempercepat apa yang sudah dirintis Jokowi adalah Ganjar-Mahfud itu sendiri.
"Jadi malah kami sendiri ya udah nih. Ada lagi yg meragukan bahwa memang yang ngerti, yang satu aliran pemikiran, yang bisa mempercepat apa yang sudah dirintis oleh presiden Joko Widodo ya memang ada di Pak Ganjar dan Pak Mahfud," katanya.
Jubir TPN lainnya, Aris Setiawan Yodi, juga menjelaskan soal program 'KTP Sakti'. Program itu sendiri menggambarkan gerak cepatnya Ganjar dalam bekerja.
"KTP Sakti ini jelas merepresentasikan dan mencerminkan gerak cepatnya Mas Ganjar, sat set. Biasanya kan ada mindset, dari dulu orang katakan birokrasi itu bertele-tele, kalau bisa lambat kenapa harus dipercepat. Nah ini sekarang kalau sudah pakai KTP semua bisa," ucap Aris.
Aris mengatakan nanti semua program bantuan dari pemerintah akan terangkum dalam satu 'KTP Sakti'. Sehingga, setiap orang tidak perlu menumpuk banyak kartu.
"Jadi orang nggak perlu lagi numpuk kartu banyak, tetapi cukup pakai E-KTP. Nah ini luar biasa, ini baru terobosan luar biasa, digitalisasi semua kuat di sana," tuturnya.
"Karena memang anak-anak muda ingin yang simple-simple saja. Jangan kita bawa banyak kartu. Katanya mau negara maju, negara digital, kok masih banyak kartu-kartu," tambah dia.
Jubir TPN lainnya, Ruhut Sitompul, menjelaskan soal 17 juta lapangan kerja yang terdapat dalam visi-misi Ganjar-Mahfud. Program itu adalah hasil dari menyerap aspirasi masyarakat.
"Intinya gini, 17 juta lapangan kerja baru ini sebuah kebutuhan dan keharusan. Jadi Pak Ganjar dan Pak Mahfud itu kalau teman-teman lihat dalam setiap apa yang disampaikan dari program itu hasil dari menyerap aspirasi masyarakat," sebutnya.
Program itu akan diwujudkan karena Ganjar-Mahfud akan mendorong industrialisasi dan hilirisasi. Dirinya menyebut industrialisasi dan hilirisasi juga bukan sekadar berapa angka yang masuk, tetapi juga soal ketersediaan lapangan kerja.
"Tetapi juga bukan industrialisasi dan hilirisasi hanya untuk masalah angka-angka gede belaka, bukan sekadar 'Oh kita bisa laporkan bahwa investasi yang masuk berapa banyak'. Tetapi Pak Ganjar dan Pak Mahfud mengaitkan industrialisasi dan hilirisasi dengan pembukaan lapangan kerja baru. Tepatnya 17 juta," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya berbicara tentang adanya keluhan pembelian pupuk subsidi yang hanya menggunakan kartu tani. Jokowi kini menyetujui pembelian pupuk subsidi menggunakan KTP asalkan tertulis pekerjaan sebagai petani.
"Yang kedua ini urusan dengan para pengecer pupuk. Ini urusan kemarin kalau mau beli pupuk harus menunjukkan kartu tani. Saya sudah menyetujui untuk pembelian pupuk asal di KTP-nya ada tulisan petani, silakan itu dipakai. Jadi bisa pakai kartu tani bisa memakai juga KTP," kata Jokowi saat memberi arahan ke penyuluh pertanian dan Babinsa se-Jawa Tengah di Pekalongan, seperti dilihat di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/12).
(ial/haf)