Tudingan PDIP soal Prabowo Bukan Jokowi Dibalas TKN

Tudingan PDIP soal Prabowo Bukan Jokowi Dibalas TKN

Tim detikcom - detikNews
Senin, 11 Des 2023 06:33 WIB
Jokowi-Prabowo Kunjungi Pabrik Pindad di Bandung
Prabowo Subianto dan Jokowi di PT Pindad. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Saling sindir pendukung terkait pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 semakin ramai menjelang debat perdana. PDIP menyinggung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto bukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga tak bisa blusukan. Ucapan itu dibalas oleh pendukung Prabowo.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam safari politiknya di Lebak, Banten. Hasto menyebut Prabowo bukan Jokowi sehingga tak bisa blusukan.

"Jadi kenapa Pak Prabowo nggak bisa blusukan? Karena Prabowo bukan dari PDI Perjuangan. Prabowo bukan Jokowi sehingga tidak bisa melakukan blusukan," kata Hasto di Lebak, Banten, Minggu (10/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaderisasi kepemimpinan di PDIP, kata Hasto, adalah karakter yang turun langsung ke rakyat. Presiden Sukarno, kata Hasto, pernah ke Rangkasbitung di tahun 1957 menyapa masyarakat Lebak dari Jakarta menggunakan kereta.

Kemudian Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, menurut Hasto, turun langsung melantik korcam-korcam PDIP di berbagai daerah saat Orde Baru. Termasuk Jokowi sebagai kader PDIP juga melakukan tradisi blusukan.

ADVERTISEMENT

"Ganjar blusukan, bahkan Pak Ganjar blusukan plus, plusnya apa, tinggal di rumah rakyat. Mana ada pemimpin yang tinggal di rumah rakyat, dengan demikian, maka ini adalah karakter kepemimpinan PDIP," katanya.

Hasto menyebut yang membedakan karakter pemimpin PDIP lain dengan Prabowo adalah soal sikap keberpihakan ke masyarakat kecil. Saat menghadapi kenaikan harga, Prabowo menurut Hasto malah meminta kenaikan pinjaman luar negeri untuk alutsista.

"Rp 385 triliun untuk alutsista. Ini yang membedakan dengan Pak Ganjar. Apa Ganjar? Dia melanjutkan memperbaiki, mempercepat capaian dari Presiden Jokowi untuk rakyat," ucapnya.

Sekjen PDIP DPP Hasto Kristiyanto membuka Pelatihan Juru Kampanye Muda Pemilu 2024 di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Sabtu (5/8/2023). PDIP Harap Pelatihan Jurkam Lahirkan Kader Muda Militan dan Berintegritas Menangkan Pemilu 2024.Sekjen PDIP DPP Hasto Kristiyanto membuka Pelatihan Juru Kampanye Muda Pemilu 2024 di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Sabtu (5/8/2023). PDIP Harap Pelatihan Jurkam Lahirkan Kader Muda Militan dan Berintegritas Menangkan Pemilu 2024. (Pradita Utama/detikcom)

Hasto menyebut bahwa perbaikan dan percepatan layanan dilakukan dengan pembuatan program KTP Sakti. Pasangan Ganjar-Mahfud menurutnya bergerak cepat untuk memperbaiki kepemimpinan-kepemimpinan sebelumnya termasuk Jokowi.

"Jawabannya KTP Sakti, sampaikan ke rakyat bahwa dalam upaya gerak cepat Indonesia dalam menyempurnakan terhadap Jokowi yang juga kepemimpinannya berasal dari kancah pendidikan kepartaian kita. Dengan partai trisakti ini, kita akan integrasikan, komitmen ke wong cilik," pungkasnya.

Dibalas TKN Prabowo-Gibran

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menepis anggapan Prabowo tak bisa blusukan. Nusron mengatakan Prabowo kerap melakukan blusukan ke warga.

"Ya begini ya, Pak Prabowo itu adalah melakukan program-program Pak Jokowi ya kan, yang diukur orang itu adalah bagaimana pesona orang untuk melakukan kinerja, blusukan itu salah satu cara untuk menyampaikan kinerja. Kalau dikatakan Pak Prabowo tidak bisa blusukan kata siapa? Wong Pak Prabowo itu punya mata dan telinga, punya kaki," kata Nusron Wahid di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/12) malam.

Nusron mencontohkan blusukan Prabowo ke pasar di Sumatera Barat pada Sabtu (9/12). Dia kembali menepis anggapan Prabowo tidak bisa blusukan.

"Hari ini dia blusukan ke pasar-pasar di Sumbar, habis itu datang ke acara di Semarang. Kalau dikatakan nggak bisa blusukan ya tidak benar juga, itu," ujarnya.

Nusron lalu menyinggung anggapan soal Prabowo tidak mempunyai program dan hanya berjoget. Dia menegaskan Prabowo juga menyampaikan gagasan yang dilakukan dengan rileks sambil berjoget.

Simak Video 'Prabowo soal Ejeken Bisanya 'Jualan' Jokowi: Masa Gue Jualan Orang Lain':

[Gambas:Video 20detik]



"Tapi kalau dikatakan kemudian nggak punya program nggak punya gagasan hanya joget-joget, ya nggak juga. Yang ada apa? Menyampaikan gagasan pun dengan rileks, kan bisa sambil joget-joget. Masak sih orang serius terus dalam kampanye, masak orang nggak punya rileks. Kira-kira itu aja," ujarnya.

Lebih lanjut, Nusron menegaskan Prabowo mempunyai program dan visi misi yang jelas untuk Pilpres 2024. Menurutnya, Prabowo kuat secara gagasan.

"Nah kalau dikatakan, yang jelas, pak Prabowo itu mempunyai gagasan besar yang tidak dimiliki oleh kandidat-kandidat lain. Kalau ada yang menyerang kandidat kami, dikatakan nggak bisa blusukan, berarti apa? Kandidat kami kuat secara gagasan. Kandidat yang lain hanya bisa jalan-jalan, nggak punya gagasan," ujarnya.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Nusron Wahid, dalam acara doa dan selawat pemilu damai di Cibubur, Jakarta Timur, Senin (27/11/2023).Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Nusron Wahid, dalam acara doa dan selawat pemilu damai di Cibubur, Jakarta Timur, Senin (27/11/2023). (Firda Cynthia Anggrainy Al Djokya/detikcom)

Jubir TKN Prabowo-Gibran, Bobby Adhityo Rizaldi, mengatakan Prabowo juga melakukan hal yang sama dalam menyerap aspirasi di lapangan. Bobby menyinggung program makan siang dan susu gratis bagi murid sekolah yang diusung Prabowo merupakan hasil penyerapan aspirasi dari blusukan.

"Blusukan itu kan adalah kebijakan pro rakyat yang dibangun dari hasil kunjungan atau inspeksi tanpa rekayasa dan bersifat dadakan untuk dapat menyerap aspirasi atau perbaikan pelayanan publik yang dilakukan, baik teknis atau non teknis termasuk suasana batin yang ada di masyarakat," kata Bobby kepada wartawan, Minggu (10/12).

"Pak Prabowo melakukan hal yang sama walaupun formatnya berbeda, yang dalam programatik misi dan visinya masuk di situ. Contoh makan siang dan minum susu untuk murid sekolah adalah hasil dari penyerapan aspirasi dan kejelian melihat suasana batin yang berkembang saat ini," lanjutnya.

Bobby lantas menilai Hasto tidak tepat membandingkan gaya blusukan tiap tokoh. Menurutnya, yang paling penting ialah hasil perumusan berbagai aspirasi masyarakat ke dalam bentuk program yang efektif.

"Jadi dengan segala hormat pada Pak Hasto, sangat tidak tepat membandingkan hal 'gaya' blusukan ini. Hasil akhirnya adalah program-program yang mampu mewadahi kebutuhan masyarakat secara efektif dan tepat guna. Dan itu ditunjukkan dalam program-program capres ke depan," kata politikus Golkar ini.

(rfs/lir)



Hide Ads