Gibran Cerita Beranikan Diri soal Urusan SMK: Sebenarnya Ranahnya Gubernur

Gibran Cerita Beranikan Diri soal Urusan SMK: Sebenarnya Ranahnya Gubernur

Mulia Budi - detikNews
Senin, 04 Des 2023 16:24 WIB
Gibran Rakabuming. (Mulia Budi/detikcom).
Foto: Gibran Rakabuming. (Mulia Budi/detikcom).
Jakarta - Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka bercerita menemukan SMK dengan kondisi kurang baik saat awal memimpin Kota Solo. Gibran mengaku harus memberanikan diri untuk melakukan tindakan.

Hal itu disampaikan Gibran dalam acara tanya jawab bertajuk 'Gibran Mendengar, Santri Bicara' di Pondok Pesantren (Ponpes) AsShiddiqiyah 2 di Tangerang, Banten, Senin (4/12/2023). Mulanya, salah seorang santriwati bertanya ke Gibran terkait cara pemerintah agar santri tak kalah saing dengan siswa di sekolah umum lantaran keterbatasan teknologi dan informasi.

"Istilah demokrasi itu memimpin dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, kita kan sebagai santri kita kan kekurangan, maksudnya terbatas dengan teknologi dan informasi. Terus itu bagaimana caranya pemerintah menangani agar santri-santri itu tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain mengenai informasi dan teknologi tersebut," tanya salah seorang santriwati di Ponpes Asshiddiqiyah 2, Tangerang, Banten, Senin (4/12/2023).

"Misal kalau di sini kita terbatas akan internet atau main komputer dan segala macam, jadi otomatis kan nanti kalau kita udah lulus dari pesantren kita akan kalah dengan yang lain maksudnya mungkin dari segi teknologi. Itu bagaimana pemerintah caranya pemerintah menanggulangi? Kan pemerintah itu untuk rakyat jadi ada hak kami buat meminta jawaban dari pemerintah," imbuhnya.

Gibran mengatakan pertanyaan itu sering dilontarkan oleh anak SMK. Dia lalu bercerita menemukan SMK dengan kondisi kurang baik saat awal memimpin Kota Solo.

"Pertanyaannya hampir-hampir mirip sih sebenarnya. Ini juga jenis-jenis pertanyaan yang juga sering ditanyakan teman-teman yang ada di SMK ya. Tadi saya bilang masalah mismatch antara sekolah dan dunia industri. Dulu tuh waktu awal-awal saya menjabat di Solo itu kita kunjungan ke beberapa SMK ya," kata Gibran.

Dia mengatakan, urusan SMK sebenarnya merupakan ranah gubernur bukan wali kota. Namun, dia mengaku memberanikan diri.

"Sebenarnya SMK tuh bukan ranahnya wali kota sih tapi ranahnya gubernur. Tapi karena ya keadaannya kurang baik, kami memberanikan diri untuk membuat konsorsium itu isinya perusahaan-perusahaan besar seperti misalnya Astra, Sinar Mas," ujarnya.

Gibran mengatakan kondisi SMK yang ditinjaunya saat itu kurang baik. Dia mengatakan komputer di SMK itu juga masih jadul.

"Itu mereka (konsorsium) kami bentuk untuk mengawal SMK negeri yang sebelumnya mohon maaf komputernya masih jadul, atau alat-alatnya itu masih sangat tidak terupdate. Ini kita update semuanya. Jadi apa yang dipakai di pabrik, apa yang dipakai di industri, itu sama dengan apa yang ada di sekolahnya," ujarnya.

Dia ingin pelajaran di sekolah terpakai di dunia kerja. Gibran ingin kurikulum di sekolah dan pelaku industri dapat saling bekerja sama.

"Jadi kita pengin apa yang dipelajari di sekolah itu nanti terpakai di dunia kerja. Yang kamu maksud itu kan? Jadi kita pengin yang namanya kurikulum itu kerja sama dengan pelaku industri. Kan yang mengerti kebutuhan industri pelaku industri itu sendiri," ujarnya.

Gibran berharap keterbukaan antara pelaku industri dan sekolah dapat terbentuk. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menyiapkan para siswa di dunia kerja.

"Jadi kita pengin ada keterbukaan antara sekolah dengan dunia industri jadi anak-anak apa yang dipelajari sehari-hari di sekolah itu bener-bener bisa terpakai di dunia kerja. Entah itu komputer, mesin CNC, kemarin kami banyak yang kami perbarui, gurunya juga kami upgrade. Jadi bener-bener ketika sudah lulus itu tidak perlu lagi ikut kursus-kursus lagi atau pelatihan tambahan tapi bener-bener ready siap untuk kerja ditempatkan di dunia-dunia usaha," ujarnya. (mib/gbr)




Hide Ads