Lewat Program Ini, Ganjar Dorong Pemerataan Faskes hingga ke Papua

Lewat Program Ini, Ganjar Dorong Pemerataan Faskes hingga ke Papua

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Sabtu, 02 Des 2023 10:08 WIB
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, di Sinode Gereja, Kupang, NTT, Jumat (1/12/2023).
Foto: Anggi Muliawati/detikcom
Jakarta -

Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti masalah kesehatan yang saat ini tengah dihadapi warga RI saat ini. Salah satunya terkait ketersediaan layanan kesehatan yang belum merata.

Diketahui, saat ini hanya 12,78% desa yang memiliki akses ke puskesmas, serta hanya 31,24% dari total desa dengan akses memadai ke puskesmas pembantu (pustu).

"Fasilitas kesehatan menjadi begitu penting, satu desa setidaknya ada satu puskesmas pembantu. Fasilitas kesehatan dengan satu paket, syukur-syukur satu dokter, maka itu akan mampu menyelesaikan persoalan transportasi dan konektivitas yang bisa membikin kemudahan bagi warga berobat," kata Ganjar dilansir dari laman Antara, Sabtu (2/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut dia sampaikan usai mendengar keluhan masyarakat di RT 03, Kampung Kondo, Kabupaten Merauke, tepatnya di Dusun Korkari yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

Alasan inilah yang mendorong dirinya mengusung program '1 Desa 1 Puskesmas dan 1 Dokter'.

ADVERTISEMENT

Tokoh pemuda setempat, Pendeta Leonard Batfeny menyampaikan ibu-ibu hamil banyak yang kesulitan saat hendak melahirkan. Hal ini lantaran tidak adanya fasilitas kesehatan, minimal berupa pustu.

"Yang dibutuhkan adalah rumah kesehatan. Kami tidak akan berjanji dan tidak akan menjanjikan, tapi percayalah kami akan mengkomunikasikan agar nantinya ada tangan-tangan baik dengan nilai gotong royong yang mudah-mudahan bisa membantu membukakan puskesmas pembantu di Dusun Korkari," kata Ganjar.

Ganjar juga menjadikan cerita Pendeta Leonard sebagai catatan penting untuk pemerintah di masa depan dalam mengatasi kesulitan masyarakat di tengah keterbatasan yang dimiliki.

"Pendeta Leonard membantu proses persalinan dengan bekal ilmu yang hanya dipelajarinya lewat YouTube, tentu ini suatu catatan bagi kita bahwa pemerintah harus hadir untuk mengatasi persoalan masyarakat," kata Ganjar.

Sebelumnya, Ganjar mengakui soal ketidakmerataan fasilitas kesehatan yang memadai di Indonesia. Tak heran masih banyak masyarakat, khususnya yang tinggal di desa terpaksa berobat ke dukun lantaran minimnya akses kesehatan.

Untuk itu, saat mengisi kuliah kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia, Ganjar mempunyai target ke depan apabila terpilih sebagai presiden, program satu desa satu puskesmas dan satu dokter harus terpenuhi. Harapannya agar dapat mendorong pemerataan fasilitas kesehatan hingga ke wilayah 3T dan perbatasan, seperti Papua.

Agar program ini dapat berjalan, pihaknya memperkirakan anggaran untuk membangun 49.344 Puskesmas Kelas C/Pustu Desa s.d 2029 (biaya pembangunan Rp 8,5 M per pustu) sebesar Rp 83,9T (2,54% dari APBN 2024).

(prf/ega)



Hide Ads