Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan kekuasaan memiliki kecenderungan korupsi. Ganjar menyebut tuduhan-tuduhan itu pun sudah menempel erat dengan kekuasaan.
Hal itu disampaikan Ganjar saat menghadiri dialog santai dengan PWI dan Dewan Pers di kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023). Mulanya Ganjar mengatakan seharusnya ada otonomi daerah yang asimetris.
"Ini kaitan dengan demokrasi, nanti masuknya pada good governance, nanti ketika kemudian katakan, tuntutan reformasi salah satunya adalah otonomi daerah dan ketika itu diberikan, maka pada saat itu pemerintah yang terbentuk mesti menyiapkan pemerintahan atau tata kelola pemerintahan yang baik, good governance," kata Ganjar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar mengatakan saat ini perlu bertanya kepada masyarakat terkait proses demokrasi. Dia pun menilai perlu adanya evaluasi proses demokrasi saat ini.
"Kita harus bertanya kepada masyarakat. Evaluasi proses demokrasi inilah yang hari ini mesti kita lihat bersama," ujarnya.
Ganjar lantas mengatakan kekuasaan lebih cenderung memiliki tren korupsi. Dia pun menyebut tren itu telah menempel pada kekuasaan.
"Pada saat itu muncul juga anti-KKN, syaratnya itu yang paling berat sampai hari ini belum terlaksana. Paling berat. Dan tuduhan-tuduhan itu sudah menempel, dari awal sudah ngomong kok dari dulu. Kekuasaan itu memang punya tren korup, punya kecenderungan untuk korup," jelasnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengajak masyarakat lebih bijak dalam melihat kondisi demokrasi saat ini. Dia pun mendorong untuk memperbaiki hal-hal yang masih perlu dievaluasi.
"Nah, di situlah kemudian dengan segala apa yang terjadi, rasa-rasanya kita mesti lebih bijak sekarang melihat kondisi ini meskipun ada sudah baik, tapi masih ada yang belum. Yang belum inilah yang mesti kita dorong," tuturnya.
"Itulah semangat yang kemudian civil society sekarang ikut berteriak. Saya senang," imbuh dia.
(amw/isa)