"Semuanya (program disampaikan), kalau soal program semua," kata Anies di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).
Anies mengatakan yang terpenting saat ini ialah terkait netralitas dalam Pemilu. Hal itu, kata dia, sejalan dengan pesan dari pendiri MURI Jaya Suprana.
"Tapi yang paling penting adalah apa yang dipesankan tadi oleh Pak Jaya Suprana, bahwa pada saat ini, ada pembicaraan yang sangat luas, tentang apakah pemilu dan pilpres dijalankan dengan penuh netralitas, apakah pemilu dan pilpres bisa bebas dari intervensi?" ujarnya.
"Pertanyaan-pertanyaan itu tidak dijawab dengan membubuhkan tanda tangan pada pakta integritas. Tapi dijawab dengan membuktikan apa yang ditandatangani pakta integritas terlaksana di lapangan," sambung dia.
Anies pun mengatakan seharusnya tak ada penandatanganan pakta integritas antara pejabat. Dia menyebut Pemilu harus berjalan secara berintegritas.
"Di dalam mulai fase persiapan, sampai pelaksanaan nanti, itu ditandai dengan apa? Ditandai dengan tidak adanya hambatan bagi caleg bagi capres di mana pun juga, tidak ada ada sikap-sikap pakta integritas antara pejabat sementara dengan badan apapun juga," paparnya.
"Jadi itu dibuktikan dengan langkah nyata. Kita yakin kalau pemilu berintegritas, pilpres jujur, maka akan menghasilkan pemerintahan yang efektif. Pemerintahan yang kuat," tambah Anies.
Sementara itu, cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan pemilu harus menjadi sarana integrasi bangsa. Menurutnya, jika Pemilu tak berintegritas, maka akan terjadi perpecahan.
"Pemilu sarana integrasi bangsa, syaratnya integrasi itu damai, syarat damai nggak ada kecurangan, syaratnya nggak ada kecurangan, seluruh pelaku, pelaksana bersifat adil, kalau nggak adil, pecah, kalau pecah, pemilu bukan integrasi bangsa," tutur Cak Imin. (amw/lir)