Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, Arsjad Rasjid, merespons terkait elektabilitas Ganjar-Mahfud yang menurun diduga karena penilaian Ganjar terhadap penegakan hukum era Presiden Joko Widodo (Jokowi) merah. Arsjad mengatakan jika hasil survei tersebut berbeda dengan survei internal TPN.
"Angka-angka di survei itu dengan angka di internal kita sebenarnya agak berbeda," ujar Arsjad di High End, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023).
Meski begitu, kata Arsjad, hasil survei itu akan menjadi rujukan bagi TPN untuk bekerja lebih keras lagi. Dia pun mengatakan akan menyiapkan berbagai strategi untuk kemenangan Ganjar-Mahfud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tadi kita tetap saja bagus buat kita merujuk pada yang sudah ada aja, tapi walaupun secara internal kami melihatnya berbeda. Tapi dari situ, itulah bagian dari pada yang mana kami akan gunakan jadi strategi kami," katanya.
"Jadi nggak apa-apa, kalau bicara malahan yang worst scenario itu yang terbaik yang harus kita lakukan. Jadi itu yang kita siapkan untuk strategi kita untuk kemenangan kita, walaupun sebetulnya dalam angka-angka yang ada secara internal kami itu berbeda," sambung dia.
Arsjad menilai apa yang diutarakan Ganjar merupakan suara-suara rakyat yang perlu disuarakan. Dia mengatakan fokus Ganjar-Mahfud ialah mengenai ekonomi dan kepastian hukum.
"Itu yang menjadi dua topik utama dari kami, yang dimana itulah kekuatan dari Mas Ganjar dan Prof Mahfud dan itulah kegelisahan dan yang kami rasa itu yang diinginkan oleh rakyat," tuturnya.
LSI Denny JA: Blunder Ganjar
LSI Denny JA sebelumnya membandingkan elektabilitas ketiga pasangan calon capres-cawapres sejak 3 bulan terakhir. LSI Denny JA menganalisis secara khusus elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang menurun sejak 3 bulan terakhir.
Pembicara LSI Denny JA Adjie Al Faraby menganalisis lebih lanjut terkait elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Dia menyebut salah satu alasan yang membuat elektabilitas Ganjar-Mahfud turun yakni serangan ke Jokowi.
"Blunder kubu Ganjar atau PDIP, Jokowi semakin diserang justru pendukung Jokowi semakin banyak pergi dari pasangan Ganjar-Mahfud. Ketika kita coba buat breakdown dari simulasi 3 paslon, lalu kita coba buat simulasi breakdown pemilih puas dan kurang puas, pilihan atau dukungan pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi ke pasangan Ganjar-Mahfud justru mengalami penurunan," kata Adjie saat memaparkan survei, Senin (20/11).
Adjie mengatakan serangan kubu Ganjar Pranowo kepada Jokowi justru menyebabkan 7,5% pendukung Jokowi meninggalkan Ganjar. Dia menyebut pendukung Jokowi justru berbalik badan dari Ganjar ketika diserang.
"Di Oktober waktu itu di angka 39,4%, di November 2023 turun di angka 31,9%. Jadi ada blunder yang dilakukan kubu Ganjar, karena semakin menyerang Jokowi, ternyata justru dukunganya di pemilih yang puas terhadap Jokowi justru mengalami penurunan. Ada penurunan 7,5% pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi lari dari pemilih Ganjar," ucapnya.
(amw/isa)