Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Jenderal (Purn) Andika Perkasa bercerita dirinya menghadapi tekanan saat menjabat KSAD di Pemilu 2019. Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, mengatakan dirinya tak pernah merasakan tekanan pada 2019.
"Kalau ada penekanan waktu 2019 saya waktu itu masih Panglima Armada Barat. Rasanya tidak ada tuh waktu itu penekanan," kata Yudo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).
Yudo mengaku hanya ada satu perintah dari atasannya saat itu. Yakni, katanya, menjaga netralitas TNI pada Pemilu 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga ya kita laksanakan perintahnya hampir sama kayak kita ini. Netral, netral, netral dan kita sampaikan juga pada seluruh prajurit di jajaran untuk netral. Sehingga kita tidak merasakan itu (tekanan)," ujarnya.
Dia menegaskan komitmen TNI untuk menjaga netralitas pada Pemilu 2024. Dia menegaskan TNI netral.
"Nah makannya sekarang ini untuk mengantisipasi dari awal kita sudah berkomitmen untuk TNI netral, netral dan netral," tutupnya.
Sebelumnya, Panglima TNI periode 2021-2022, Andika Perkasa, meyakini tekanan terhadap prajurit untuk mendukung calon tertentu pasti ada di Pilpres 2024. Keyakinan itu dilandasi atas pengalamannya pada Pilpres 2019. Andika bercerita kala itu dirinya pernah mendapatkan tekanan untuk mendukung calon tertentu. Hanya saja, ia lebih memilih untuk menerima tekanan tersebut.
"Lima tahun lalu 2019 saya kan sebagai KSAD dan saya menghadapi tekanan. Tinggal kita memilih, saya memilih mau ditekan atau nggak," ujar Andika saat ditemui di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Senin (13/11).