Co-Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Yusuf Martak, menyinggung ada calon yang terindikasi mengkhianati Ijtima Ulama tahun 2019. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memberikan tanggapan.
"Kami sebetulnya di TKN Prabowo-Gibran ini berharap semua pihak menjaga keteduhan dalam proses pelaksanaan pemilu yang akan datang, karena itu semua pihak diharapkan dapat mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang membuat orang merasa tenang, kemudian dengan begitu ya semua pihak bisa menjaga suasana kebatinan tetap baik," kata Wakil Sekretaris TKN, Saleh Daulay, kepada wartawan, Sabtu (18/11/2023).
Saleh kemudian meminta penjelasan khianat yang dimaksud Yusuf Martak. Sebab, Saleh tidak ingin ada pergunjingan yang tidak baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu juga kita mendapatkan penjelasan seperti apa yang dimaksud dengan penghianat itu, karena siapa yang dimaksud pengkhianat itu, karena jangan sampai menjadi pergunjingan yang tidak baik. Para ulama itu harus menghindari unsur-unsur yang mengarah pada hal yang bersifat pergunjingan. Itu ada dalam Al-Qur'an pernyataan itu bahwa tidak boleh saling bergunjing, saling melempar isu yang tidak baik," tutur dia.
Jika yang dimaksud pihak yang khianat adalah Prabowo, Saleh pun memberikan penegasan. Menurutnya, Prabowo bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyatukan umat.
"Kalau misalnya yang dimaksud itu adalah Prabowo, maka perlu ditegaskan bahwa justru Prabowo itu dianggap sebagai orang yang sangat santun dan mengerti suasana kebatinan Indonesia. Ya terbukti dengan beliau mau mengalah untuk menjadi salah seorang pembantu Presiden Jokowi. Tujuannya adalah untuk menyatukan umat ini malah justru, supaya tidak ada keterbelahan," sebut dia.
Lebih lanjut, Ketua DPP PAN itu kemudian menyinggung istilah cebong dan kampret yang muncul pada Pemilu 2019. Saleh tak bisa membayangkan potensi terjadinya keterbelahan jika Prabowo tidak bergabung dengan Jokowi.
"Itu kalau kemarin Pak Prabowo tidak gabung dengan Presiden Jokowi kita tidak bisa membayangkan keterbelahan umat itu seperti apa sampai sekarang. Justu dengan masuknya Pak Prabowo ke tempatnya Pak Jokowi sebagai anggota kabinet, maka isu-isu yang selama ini membuat keterpecahan itu alhamdulillah bisa kita kikis," jelasnya.
Selengkapnya pada halaman berikut.
Simak Video: Ijtima Ulama Rekomendasikan Anies-Imin di Pilpres 2024
Saleh menyebut pernyataan Yusuf Martak itu untuk mendegradasi pasangan lain. Saleh mengaku sudah bisa membaca maksud Yusuf Martak.
"Ustaz Yusuf Martak itu adalah Co-Kapten timnya AMIN kalau beliau tercatat sebagai timnya AMIN ya kita memahami saja arah pikirannya ke mana, jadi bisa saja justru yang disampaikan itu adalah untuk mendegradasi salah satu pasangan calon dan menaikkan posisi pasangan lainnya," tuturnya.
"Kalau itu tujuannya berarti nuansa politiknya lebih tinggi dari pada nuansa dakwahnya, kalau itu saya kira masyarakat jadi cerdaslah untuk membaca pernyataan seperti itu," lanjutnya.
Saleh menambahkan bahwa pihaknya tak ingin menanggapi berlebihan isu yang dilemparkan oleh kubu AMIN itu. Saleh menekankan TKN sangat menghormati keberadaan ulama.
"Yang penting kami di koalisi Indonesia Maju tidak akan merespons berlebihan terhadap ungkapan yang disampaikan oleh para ustaz dan juga para ulama. Karena kami justru sangat-sangat menghormati keberadaan para ustaz, ulama dan juga pengasuh pondok pesantren yang ada di Indonesia," katanya.
Kubu AMIN Ungkit Ijtima Ulama 2019
Co-Kapten Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Yusuf Martak, berbicara terkait Ijtima Ulama pada saat Pilpres 2019. Yusuf menyinggung pasangan calon yang menurutnya terindikasi akan mengkhianati para ulama.
Hal itu disampaikan Yusuf dalam acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional Tahun 2023 di Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2023). Yusuf mengaku bersyukur diselamatkan dari pasangan calon tersebut.
"Alhamdulillah kita bersyukur kehadirat Allah SWT, Allah lebih cinta dan menyayangi kita, menyelamatkan kita dari pasangan calon yang memang sudah ada indikasi akan mengkhianati kita," kata Yusuf.
Padahal saat itu, Yusuf Martak mengatakan pihaknya telah memperjuangkan pasangan calon itu tanpa pamrih.
"Suka duka telah kita lalui, segala perjuangan telah kita lakukan tanpa pamrih, tanpa memungut biaya, tanpa meminta apapun dari pasangan calon," ungkap dia.