PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saling melempar argumen. Kedua partai ini berdebat terkait baliho di pelosok daerah.
Adu argumen ini berawal dari pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat yang mengaku kaget dengan baliho PSI yang berdiri di setiap pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Dia mempersoalkan banyaknya baliho besar yang berdiri banyak di Sumatera Utara (Sumut).
"Bagaimana satu partai baru dalam semalam itu bisa mendirikan baliho gede-gede se-Indonesia. Ratusan ribu itu. Partainya baru, ketuanya ini sangat muda, ganteng banget. Clue-nya saya pikir dulu 'Ini PDI ya?'. Bayangkan pertanyaan kita wajar dong, struktur nggak ada, orang tidak ada, PAN aja partai lama nggak kayak begitu, hampir nggak ada," kata Djarot di diskusi Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik, Rabu (15/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampai pelosok-pelosok di Sumatera Utara, 100 meter ketemu lagi, 100 meter ketemu lagi, rapi lah," tambahnya.
Djarot berkelakar bahwa PSI merekrut jin dalam membangun baliho-baliho tersebut. Dia menyebut bahwa hal tersebut tentu membutuhkan anggaran yang tidak kecil.
"Kecurigaan saya adalah apa bisa ya baliho-baliho itu berdiri sendiri, simsalabim gitu ya memanggil aladin gitu ya, lampu aladin ya dikeluarin jin, woah baliho-baliho itu berdiri di Indonesia, bett, masif dalam semalam, waduh hebat betul dia," ujarnya.
"Ini sebagai satu tanda petunjuk. Kami tidak bisa karena kami itu ada batasnya, itu butuh anggaran besar. Kita hitung satu baliho sama mendirikan itu yang gede kayak gitu, itu paling tidak Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta. Dan rapi sekali, ini kalau bukan orang profesional yang bikin nggak mungkin ini," tambahnya.
Simak juga Video 'Kaesang Jawab Kemungkinan Jokowi Gabung PSI Setelah Tak Jadi Presiden':
Simak jawaban PSI di halaman berikutnya.
Lebih lanjut, dia mempertanyakan sumber dana PSI itu. Djarot lalu mengatakan baliho PDIP saja yang sedikit kerap dicopot tak seperti baliho PSI.
"Pertanyaannya adalah duitnya dari mana? Yang kedua sing pasang iki sopo? Yang ketiga, itu juga dijaga dilindungi dan tidak pernah dirobohi. Lah baliho PDIP sedikit, wah diroboh-robihi, benderanya diturunin," katanya.
PSI: Baliho Kita Urutan 11
PSI lantas menjawab keheranan PDIP terkait banyaknya baliho terpasang di pelosok daerah. PSI menjawab dengan menyertakan survei alat peraga kampanye.
"Hasil survei Indikator Indonesia yang dirilis beberapa hari lalu, PSI di urutan 11 dalam hal jumlah alat peraga yang dilihat masyarakat. PDIP paling banyak, urutan pertama," kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman pada Kamis (16/11).
PSI mengaku masih harus bekerja keras memperkecil ketertinggalan itu.
"Kurang 3 bulan lagi hari pencoblosan. Kami akan berusaha jauh lebih keras melakukan sosialisasi, kami masih harus belajar dari para senior soal ini," lanjut Andy.
(maa/fas)