Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menilai peristiwa oknum aparat yang memasuki kantor partai di Pasuruan, Jawa Timur, sebagai tanda intimidasi. Djarot menyebut oknum aparat itu mendikte kader partai.
"Ini peringatan karena dilakukan di Pasuruan, terjadi. Di Pasuruan itu tanda kutip ya oknum, aparat yang masuk ke kantor partai. Ya mendikte tanya, siapa saja di situ, rapatnya apa aja, apa tujuannya? Pokoknya ada oknum-oknum," kata Djarot di diskusi Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik, Rabu (15/11/2023).
Waketum PAN Yandri Susanto yang hadir dalam diskusi itu langsung merespons. Dia menjawab seharusnya hal itu tak usah merasa diintimidasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menurut saya yang begitu mah tidak usah merasa terintimidasi Pak Djarot, pendataan doang kan," kata Yandri.
Lalu, Djarot mencontohkan kasus lain. Yakni dugaan intimidasi yang dialami Ketua BEM UI Melki Sedek Huang hingga ke keluarganya.
"Tapi bagi rakyat kecil? Kedua, apakah kasus BEM UI siapa namanya? Melki, itu bukan bentuk intimidasi? Ketika orang tuanya ditelepon, ditanya gurunya, apa bukan bentuk intimidasi? Ini contoh-contoh kecil, kita jangan membandingkan kita dengan teman-teman di bawah, kalau mereka tidak mungkin bisa mengintimidasi saya, dan tidak akan mempan itu, Bang Yandri juga," ujar Djarot.
"Tapi ini terjadi lho bang. Jangan sampai ada intimidasi lagi, kecurangan lagi. Contoh kepada Melki, kita nggak bahas pemilu lain, sekarang ini. Ini kan sebetulnya suatu peringatan, bentuk masukan yang baik buat kita semua, janganlah," imbuh Djarot.
Lalu Yandri kembali menjawab bahwa intimidasi itu bisa saja dibentuk untuk membangun opini. Dia menjawab klaim intimidasi itu biasa terjadi di dunia politik.
"Maaf Pak Djarot misalkan yang memunculkan yang diintimidasi itu mungkin ya membangun opini sebenarnya, bisa juga bagian dari usaha. Kan belum tentu juga terjadi intimidasi," timpal Yandri.
"Atau menterjemahkan intimidasi padahal bukan, ini biasa dalam politik begini. Kalau benar terintimidasi tipenya apa? Polanya apa? Saya sangat tidak setuju intimidasi, nggak boleh ada intimidasi," tambahnya.
(azh/jbr)