Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat berbicara soal ada patung dewi keadilan di belakang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menanggapi soal putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Djarot menyebut bahwa hal itu menunjukkan bahwa hukum bergerak di atas keadilan.
"Kalau kita lihat pidato Ibu Mega kemarin itu di belakang beliau itu ada Dewi Keadilan ya, di belakangnya ada bendera merah putih," kata Djarot di diskusi Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik, Rabu (15/11/2023).
"Maksudnya gini lho, bahwa keputusan hukum itu bergerak di atas keadilan. Makanya dewi keadilan itu cantik, matanya ditutup. Membawa pedang kemudian membawa timbangan, supaya adil, keadilan yang kita harapkan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, dia mengatakan bahwa langkah yang dilakukan Anwar Usman dalam menerima putusan syarat usia minimal capres/cawapres tidak benar. Diketahui Anwar Usman telah dicopot dari Ketua MK.
"Tetapi kan dilakukan, ini lah yang sebetulnya kita kritisi, ini yang tidak benar, dan ini melanggar konstitusi dan membahayakan demokrasi," ujarnya.
Megawati soal Putusan MKMK
Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara soal keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang salah satunya mencopot Anwar Usman dari Ketua MK. Megawati menyebutkan hal itu bagaimana cahaya terang di kegelapan demokrasi.
"Saudara-saudara sekalian, keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi, keputusan MKMK tersebut menjadi bukti bahwa kekuatan moral, politik kebenaran, dan politik akal sehat tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi," kata Megawati melalui video di akun YouTube PDI Perjuangan, Minggu (12/11).
Megawati mengatakan prihatin atas kejadian tersebut. Menurut dia, konstitusi negara adalah salah satu pranata kehidupan berbangsa.
"Kita semua tentu sangat sangat prihatin dan menyayangkan mengapa hal tersebut sampai terjadi. Berulang kali saya mengatakan bahwa konstitusi itu adalah pranata kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diikuti dengan selurus-lurusnya," katanya.
"Konstitusi tidak hanya ditaati sebagai sebuah hukum dasar tertulis, namun konstitusi itu harus memiliki roh yang mewakili kehendak tekad dan cita-cita tentang bagaimana bangunan tata pemerintahan negara disusun dan dikelola dengan sebaik-baiknya seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa," sambungnya.
Simak juga 'Hasto Ungkap Obrolan Kaesang ke Mega di KPU: Cerita Jadi Ketum PSI':