"Hari-hari ke depan adalah hari-hari perjuangan, hari-hari di mana kita menentukan arah bagaimana negeri kita ke depan. Kita ingin negeri kita ini menjadi negeri yang lebih adil," kata Anies dalam sambutannya di lokasi, Selasa (7/11/2023).
Menurutnya, negara harus menjadi mitra para ulama. Negara harus mendengarkan apa yang menjadi pandangan pemuka agama.
"Kita ingin negeri di mana negaranya bersahabat pada semua negara yang bersahabat pada seluruh unsur, apalagi dengan para alim ulama. Bukan negara yang memusuhi ulama, tapi negara justru yang menjadi mitra dan mendengarkan apa yang menjadi pandangan dari para ulama, pemuka agama," tambahnya.
Anies berharap agar situasi negara selalu tenang dan teduh. Maksudnya, tenang dan teduh karena rasa keadilan.
"Dan kita berharap ke depan agar situasi yang tenang-teduh bukan karena rasa takut, tapi tenang-teduh karena ada rasa keadilan. Dua-duanya tenang, dua-duanya teduh, tapi yang satu tenang karena takut, yang satu tenang karena adil, pilih yang mana? Tenang karena ada keadilan atau tenang karena takut?" jelasnya.
"Dulu pernah ada 30 tahun lebih, kenapa stabil karena takut, tapi kalau yang kita inginkan stabilitas karena rasa keadilan, bukan karena rasa ketakutan. Dan ini yang mungkin kita perjuangkan sama-sama, bismillah mudah-mudahan perjuangan ini diridhoi Allah, insyaallah dimudahkan untuk bisa nanti sama-sama kita mendorong perubahan di negeri ini," ucapnya.
Dalam acara itu turut dihadiri menantu Habib Rizieq Shihab Muhammad Hanif Alatas bin Abdurahman Alatas, Habib Umar bin Ahmad al Hamid, Habib Alwi bin Musthofa Alaydrus, Habib Hasan bin Ali al Kaff, Pengasuh Ponpes, KH Tubagus Agus Fauzan, dan para santri. (isa/isa)