Nusron Golkar vs Hasto PDIP Saat Anak Sukarno Dibawa-bawa

Nusron Golkar vs Hasto PDIP Saat Anak Sukarno Dibawa-bawa

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 03 Nov 2023 08:55 WIB
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid
Foto: Politisi Golkar Nusron Wahid
Jakarta -

Partai Golkar dan PDIP cekcok buntut pernyataan anak-anak Sukarno tidak berprestasi sehingga tidak bisa menjadi cawapres. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengkritik keras cibiran Politisi Golkar Nusron Wahid.

Pernyataan Nusron Wahid

Nusron Wahid menyinggung anak-anak Sukarno saat diskusi Adu Perspektif detikcom X Total Politik, Rabu (1/11). Dia awalnya memuji prestasi Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres Prabowo Subianto di usia 36 tahun.

"Dia (Gibran) hebat berani mengambil keputusan untuk mengambil keinginan rakyat untuk tampil anak muda menjadi cawapres, nggak gampang itu, usia 36 tahun menjadi cawapres," kata Nusron.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Nusron itu lalu ditimpali politikus senior PDI Perjuangan (PDIP), Panda Nababan. "Apalagi bapaknya (Gibran) presiden kan?" timpal Panda.

Nusron langsung merespons ucapan Panda. Dia membandingkan dengan Presiden ke-1 RI Sukarno dan Presiden ke-2 RI Soeharto yang sama-sama tidak bisa menjadikan anak-anaknya jadi cawapres di usia muda seperti Gibran.

ADVERTISEMENT

"Bos, Sukarno pun presiden nggak bisa menjadikan Bu Mega jadi calon wakil presiden, Pak Harto pun nggak bisa. Kenapa? Karena nggak punya prestasi waktu muda itu," ucapnya.

Nusron juga mengatakan Soeharto yang menjadi Presiden RI hingga 32 tahun tidak bisa menjadikan anak-anaknya sebagai cawapres di usia muda karena masyarakat dan partai politik menilai tak memiliki prestasi. Dia menegaskan alasan Koalisi Indonesia Maju memilih Gibran sebagai cawapres Prabowo itu karena prestasinya.

"Sekarang Pak Harto kuasa 30 tahun, punya anak Mbak Tutut, Mbak Titiek, mohon maaf sebut nama ini, tapi untuk dijadikan calon wakil presiden nggak bisa, kenapa? Dinilai masyarakat, dinilai partai-partai belum punya prestasi di usia itu," ujar Nusron.

"Ndak mungkin lah kita menjadikan Gibran itu kalau kita nggak yakin bahwa dia punya prestasi," imbuhnya.

Simak Video 'Bandingkan dengan Gibran, Nusron Singgung Anak-anak Soeharto':

[Gambas:Video 20detik]

Simak pernyataan Hasto Kristiyanto di halaman berikutnya.

PDIP Bicara Segala Sesuatu Tak Ada Jalan Pintas

Pernyataan Nusron Wahid ini lalu dibalas keras oleh Hasto Kristiyanto. Dia menyebut segala sesuatu tidak ada jalan pintas, sehingga membutuhkan proses panjang.

Hasto meruju pernyataan itu dari jalan panjang Sukarno saat menjadi presiden di usia muda. Dia menyebut Sukarno juga melalui proses yang panjang. Selain itu, menurutnya, Sukarno tidak pernah mengambil jalan pintas, termasuk anak-anaknya.

"Ya kalau Bung Karno kan karena sejak usia 16 tahun sudah berjuang. Dan kemudian keluar masuk penjara, Bung Karno banyak membaca buku, teori-teori politik, akhirnya Bung Karno pun usianya muda terpilih sebagai presiden secara aklamasi karena rekam jejak yang panjang, bukan jalan pintas. Dan kemudian terhadap putra putri beliau juga mengikuti proses yang sama," kata Hasto kepada wartawan di GBK, Jakarta, Kamis (2/11).

Hasto menjelaskan Megawati juga melalui proses politik. Menurutnya, Megawati bisa menjadi pemimpin karena perjuangan melawan pemerintahan yang otoriter dan menjadi ketua umum partai.

"Ibu Mega itu terpanggil di dalam politik karena melihat bagaimana rakyat tidak bisa bersuara saat itu. Bagaimana semua dikontrol oleh pemerintahan yang sangat otoriter yang memperlakukan rakyat seringkali sebagai musuh demi alasan demi stabilitas politik. maka kemudian ibu berjuang, dan kemudian ibu jga menjadi Ketum PDI (sekarang PDIP) saat itu melalui proses yang panjang," jelasnya.

Sekjen PDIP Hasto KristiyantoSekjen PDIP Hasto Kristiyanto Foto: Andhika Prasetia

Karena itu, Hasto menekankan bahwa persoalan bukan pada usia tua dan muda. Melainkan, kata dia, soal tidak ada jalan pintas untuk meraih sesuatu.

"Sehingga pesannya itu bukan muda dan tua, tapi segala sesuatunya itu tidak ada jalan pintas, segala sesuatunya itu melalui suatu proses, melalui proses ujian, bahkan dalam puisi Douglas MacArthur, itu jenderal ya pemenang dunia kedua itu berdoa agar anaknya dari Douglas MacArthur, itu menempuh jalan-jalan yang terjal, semoga anak ku mengikuti jalan-jalan yang sulit, ditempa mengalami termasuk kekalahan supaya bisa menerima suatu hal kekalahan itu secara tulus, tetapi secara kemenangan dengan penuh kerendahan hati, itu kan suatu pesan-pesan yang sangat baik segala sesuatunya nggak ada jalan pintas," ujar dia.

(maa/maa)



Hide Ads