Balasan Golkar soal Gibran Usai PDIP Singgung Narasi 'Dizalimi'

Balasan Golkar soal Gibran Usai PDIP Singgung Narasi 'Dizalimi'

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 02 Nov 2023 08:40 WIB
Bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka menyapa santri Ponpes Darussalam saat safari politik di Watucongol, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023). Menurut Gibran kunjungan tersebut merupakan safari politik pertamanya di Jawa Tengah sejak mendaftar sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi bakal calon presiden Prabowo Subiyanto. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/Spt.
Momen Gibran mengunjungi Ponpes Darussalam Watucongol (Antara Foto/Anis Efizudin)
Jakarta -

PDIP bicara 'penzaliman' jika pihaknya memecat Gibran Rakabuming Raka dari keanggotaan. Golkar lantas memberikan balasan menohok ke PDIP.

Diketahui, Gibran merupakan kader PDIP yang kini menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Status keanggotaan Gibran di PDIP pun hingga kini tidak jelas, apakah masih sebagai kader atau tidak.

Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari PDIP memberhentikan Gibran. Begitu juga dengan Gibran yang belum mengeluarkan pernyataan resmi mundur dari partai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PDIP Bicara Persepsi 'Dizalimi' Jika Pecat Gibran

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun berbicara terkait status Gibran Rakabuming Raka di PDIP setelah menjadi cawapares Prabowo Subianto. Komarudin mengatakan, jika partainya memecat Gibran, akan muncul narasi dizalimi.

Hal itu disampaikan Komarudin di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023). Komarudin menilai status Gibran di PDIP tidak perlu didramatisasi.

ADVERTISEMENT

"Tidak perlu didramatisir. Kita kan tahu itu, kalau kita ambil tindakan tegas pecat, nanti dia (Gibran) gunakan itu, 'Waduh saya dizalimi', itu sudah lagu lama," kata Komarudin.

Ketua DPP PDIP Komarudin WatubunKetua Badan Kehormatan PDIP Komarudin Watubun (Zhacky/detikcom)

Komarudin mengatakan, secara de facto, Gibran sudah bukan lagi kader PDIP. Dia lantas menyinggung sikap Gibran yang mulanya selalu menyatakan tegak lurus terhadap arahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dia menuturkan, saat PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, Gibran bertemu dengan Prabowo. Setelah itu, PDIP pun memanggil Gibran.

"Saya dengan Pak Sekjen Mas Hasto waktu kita ngomong, 'Tidak dia pertemuan, hanya sebagai Prabowo sebagai menteri dan Gibran sebagai wali kota'. Itu aja, soal struktur pemerintahan," katanya.

"Waktu kita konferensi pers, sikap dia jelas diulang-ulang, 'Saya hanya tegak lurus kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri'," sambungnya.

Namun, sayangnya, kata Komarudin, Gibran justru mendaftar sebagai cawapres Prabowo ke KPU. Maka, dia menyebut Gibran pun harus diberhentikan dari PDIP.

"Tapi kenyataannya pergi daftar sama Prabowo, ya berarti kan kita harus berhentikan dari PDIP, itu clear," ungkap dia.

Komarudin lantas berbicara terkait kartu tanda anggota (KTA) Gibran. Menurutnya, pengembalian KTA tidak perlu didramatisasi.

"Jadi sebenarnya tidak perlu ada banyak sandiwara lagi, harus kasih kembali KTA. Kalau sudah berani pindah ke sana, kembalikan KTA. Kok repot saja urusan begitu," tuturnya.

Meski begitu, Komarudin mengingatkan Gibran untuk menjadi politikus muda yang dapat memberikan contoh. Seharusnya, kata dia, Gibran konsisten dengan pernyataannya.

"Pemimpin-pemimpin muda mereka harus memberikan contoh teladan yang akan datang harus ada kepastian. Pemimpin itu tidak boleh membuat rakyat jadi bingung. Iya tidak? Itu saja," ujar dia.

Simak Video 'Nusron Singgung Anak Soekarno-Soeharto Tak Jadi Cawapres: Tak Punya Prestasi':

[Gambas:Video 20detik]

Golkar merespons Komarudin terkait narasi 'dizalimi', simak di halaman berikut




Hide Ads