Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan bercerita dirinya pernah diberi utang untuk biaya kampanye Pilkada DKI. Anies mengatakan dirinya saat itu meminta utang dianggap lunas jika menang Pilkada.
"Bahkan ketika dulu saya maju ke Pilkada DKI Jakarta, ada yang memberikan hutang dan saya minta utang ini boleh saya berutang untuk biaya, tapi kalau saya menang utangnya dianggap lunas, kalau saya kalah maka saya akan bayar utang ini," kata Anies di kawasan JCC, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9/2023).
"Kenapa begitu? Karena kalau saya kalah, saya akan bekerja di luar pemerintahan. Kalau di luar pemerintahan, saya boleh cari uang untuk menutup utang saya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies kemudian bicara soal politik balik modal di Pemilu dan Pilkada. Anies mengatakan biayai yang dikeluarkan saat proses pemilu harus dianggap sebagai upaya untuk suatu wilayah lebih baik, bukan utang.
"Bahwa itu harus dibiayai, iya, dan ketika harus dibiayai untuk apa? Misalnya untuk apa, untuk kabupaten ini menjadi lebih baik, kota ini menjadi baik, bukan sebagai utang," ujarnya.
Meski demikian, Anies mengatakan biaya politik memang mahal. Dia mengatakan pemicu biaya tinggi itu ialah tidak ada batasan dalam kampanye.
"Tapi saya tunjukkan bahwa iya biayanya mahal, tapi kalau itu tidak diatur, diatur apa? diatur batasannya, sealingnya itu harus ada, kenapa? kalau tidak ada sealing itu infinite, tidak ada batas itu," ujarnya.
Lihat juga Video 'Anies-Cak Imin Bicara soal Pertemuan dengan Habib Rizieq':