"Kami ucapkan selamat Mas Anies dan Cak Imin tentunya. Setelah selama setahun berpacaran dengan yang berbeda, kemudian ijab kabulnya bisa bareng dengan yang lain, ha-ha-ha...," kata Masinton dalam diskusi Trijaya FM, Sabtu (2/9/2023).
Anggota Komisi XI DPR RI itu mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa Partai Demokrat. Masinton kemudian menyebut akronim ACAK bisa dipakai untuk duet Anies-Cak Imin.
"Ikut prihatin kita, Pak Khaeron (politikus Partai Demokrat). Jadi sesuai namanya kan, Pak Anies dan Cak Imin, kalau disingkat, menjadi ACAK, mengacak seluruh koalisi ini," ucapnya.
Masinton kemudian menyinggung soal alasan PDIP menggaungkan kerja sama politik, bukan koalisi. Pasalnya, PDIP berkeinginan mengusung pemimpin yang memiliki integritas kuat, bukan sekadar pintar merangkai kata-kata.
"Kenapa kemudian PDIP mengambil bukan kata koalisi, tapi kerja sama? Gimana kerja sama politik bisa mengusung pemimpin yang punya integritas kuat, bisa jadi teladan di masyarakat. Dengan kepemimpinan satu kata dan perbuatan, bukan yang pintar merangkai kata dan pengingkaran," jelasnya.
Masinton kemudian mengutip perkataan Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron soal 'pengkhianatan'. Masinton memandang, demokrasi semestinya menghormati perbedaan tanpa pengingkaran dan pengkhianatan.
"Apalagi kalau menyinggung perkataan Pak Khaeron, pengkhianatan, ha-ha-ha.... Demokrasi kan menghormati perbedaan, tapi tidak untuk pengingkaran dan pengkhianatan," ucapnya.
Baca juga: Demokrat Sindir Anies Petugas Surya Paloh |
Meski begitu, Masinton menekankan pihaknya tak ikut mencampuri koalisi bacapres lain. Prinsipnya, PDIP akan berfokus memperluas kerja sama politik demi memenangkan Ganjar Pranowo pada 2024.
"Kami tidak memikirkan koalisi atau kerja sama lain. Kami hormati kedaulatan parpol lain. Kami fokus kerja sama yang dibangun PDIP mengusung Ganjar Pranowo yang diputuskan Megawati bisa meluaskan dukungan kepada masyarakat," imbuhnya. (taa/idh)